Tirachard / Freepik
Saya pernah tuliskan pada artikel sebelumnya tentang pendekatan religius bagi siswa yang berkata kasar, adalah Barja yang menjadi tokoh dalam illustrasi tersebut.
jika kemarin Barja berkata kasar dan sepontan karena sesuatu yang menimpa tidak 'klik' dengan hatinya, seperti luapan amarah, tersakiti, dan emosi yang tak terbendung. Spontan Barja akan berkata kasar dan tidak sopan.
Sebagai guru, saya harus mendengar dan mendekatinya, bahkan harus mengetahui latar belakang Barja di lingkungan keluarganya.Â
Hal ini saya lakukan supaya tidak salah menilai sikap dan karakter siswa yang berperilaku menonjol di antara teman-temannya.
Suatu hari beberapa siswa bergerombol, ada Barja di dalamnya. Mereka sedang asyik bercengkerama, baik laki-laki maupun perempuan saling bersaut-sautan menceriterakan sesuatu. Mungkin topik yang lagi hangat di lingkungannya. Saya kepo dibuatnya, karena penasaran saya mendekatinya.
"Bu guru ingin tahu, apa yang kalian bicarakan," tanyaku penasaran.
"Ini loh bu, Barja sering lihat orang main togel," sahut salah satu dari mereka.
"Benarkah Barja? Jangan-jangan kamu juga ikut main?"
"Enggaklah bu, saya juga tahu kalau itu tidak baik."