Mohon tunggu...
Fira Arin's
Fira Arin's Mohon Tunggu... -

Wanita biasa yang sedang belajar bersikap dan berfikir lebih dewasa. Suka menulis, baca-baca, berteman & berbagi pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persahabatan Kita Lebih Utama dari Sejuta Rasa Cinta

15 September 2012   15:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanpa masa lalu takkan ada masa depan. Mungkin pula tanpa mu takkan pernah ada haru-biru dan liku-liku kisah cintaku. Laksana bunga aku memang tak berwarna, apalagi harum nan indah di pandang mata. Tapi, inilah seonggok tubuh kecil yang pernah mengagumimmu.

Hampir di setiap persahabtan itu pasti ada salah simpang atau salah paham antar teman yang mungkin datang secara tidak sengaja. Bahkan ada yang hingga merusak persahabatan itu sendiri. Hal inilah yang pernah ku alami, izinkan ana sedikit menggores pena disini sebagai tanda bahwa " Persahabatan Itu Lebih Utama Daripada Sepatah Kata Cinta ".

Antara engkau, aku, dia, dan mereka. Mungkin bisa dibilang begitulah kisah kita. Ketika aku mulai mengaggumimu dan dia mengagguminya, ternyata dibelakang sana ada bunga-bunga mekar sedang menunggu mu dan menanti dia. Aku dan Niala, hanya bisa tertegun tatkala melihat cinta mereka begitu membara. Kebersamaanmu dengan mereka di penuhi dengan canda dan tawa, sementara aku dan Niala hanya bisa diam seribu bahasa mencoba membunuh luka dengan mengumbar senyum dimana-mana.

Waktu terus berjalan tentang perasaanku dan perasaan Niala kini tak lagi jadi rahasia, entah dari siapa tiba-tiba semua terungkap begitu saja. Niala yang pada dasarnya pendiam kini harus menopang rasa malu itu di wajahnya, ia hanya berucap " Inilah cinta berbuah malu Din tapi, apa mau dikata semua telah menghampiriku begitu saja ". Maklum sahabatku yang satu ini lumayan tulen bin lemot, suka diam dan memendam sesuatu tapi, kadang juga nyebelin buangetttttt ! Suka usil bikin GR, temen-tenmen co, samapai-samapi aku pernah kena imbasnya nih di labrak sama co, gila! Orang pendiam nggak terbiasa bercanda, sekali bercanda " Woewww...... Brackkkk......" orang memandangnya udah luar biasa.

Tejo, itulah sesosok pejantan tangguh yang selama ini ku kagumi, layaknya Niala kagum dengan Si Bejo. Hati kurasakan begitu beku saat melihat hari-hari Tejo bersama Nina begitu terlihat indah dan bersahaja namun, selalu ku coba sembunyikan rasa duka karena aku tahu Nina adalah sahabatku. Sampai suatu ketika aku bertanya pada Nina, " Nin, bukannya kamu dulu begitu kagum dengan sosok Bejo yang menurutmu begitu sempurna??? ". Namun, siapa sangka jawabnya begitu enteng bak makan bubur tanpa di kunyah langsung di telan dan langsung kenyang. " Menurutku Tejo lebih manis dari Bejo ". Haahhhh cuman segitu doang ??? gumanku dalam hati bin sebel dehhhh !

Kau di hatiku selalu menjadi pujaanku, kau di jiwaku mengalir di dalam darahku tapi takkan ku miliki semua cinnta di dirimu karena kau telah memilih satu cinta teman baikku. Semua kan jadi kenangan yang terindah dalam hidupku yang takkan pernah terjadi saat cinta seperti dulu.......!

Ouww, Cacingan deh lol ! Tiba-tiba suara Niala memecah nyanyianku. Iya kamu yang makan permennya, aku yang kena cacingnya. Memang rumusnya seperti apa??? tanyanya singkat tanpa marah.

Ada cerita tentang aku dan dia dan kita bersama saat dulu kala (Peterpan).......! kalau ditanya malah nyanyi, kalau di ajak nyanyi bareng ehhhh malah ngorokkkkk (mendengur) dasar Paijem. Omel Niala sambil menata tempat tidurnya.

Gimana Nin, kayaknya habis terima ijazah langsung ijab sah yah?
Ijab sah apaan sih kerja dulu dong! Kamu kali yang udah kebelet pingin nikah ?
Ahhhh enggak, sama siapa lagi? Si Bejo mau di kemanain non?
Bejo, kamu nyadar nggak ngomong apa Nin barusan?
Alah sudahlah nggak usah muna deh :)
Bukannya muna Nin tapi kamu sendiri tahukan kalau aku sama si Bejo itu nggak ada komitmment apa-apa. Kalau kamu sama Tejo mah udah jelas nan gamblang iya sama iya, jalan sama-sama jalan sementara aku. Tangan takkan bisa bertepuk jika hanya sebelah.
Rasanya Niala mulai keluar tuh keringat hangatnya, aku tetap diam seolah-olah tidur di ranjang atas sebelah Niala, sambil mendengarkan perbincangan hangat hari itu. Setelah break beberapa menit perbincanganpun di sambung kembali oleh Nina.
Niala, sebenarnya aku tuh ingin jujur banget sama kamu. Ngomong aja, jawab Niala singkat.
Kamu tahu nggak, kalau aku dulu kagum sama Bejo?
Ya semua orang juga tahu lah Nin, Pak Komar aja paling juga tau kok. Hahaha.....!
Terdengar tawa kecil mereka termasuk aku pun sebenarnya berusaha keras menahan tawa, masa tidur tertawa!
Kenapa aku lebih memilih Tejo walau kenyataannya aku lebih mengagumi Bejo? Aku memilih Tejo itu demi kamu Niala.
Degh....! batinku seperti di tusuk dari belakang. Kenapa kau korbankan perasaanmu demi aku padahal hingga detik ini tanganku takkan bisa bertepuk jika hanya sebelah dan itu bukan sekedar feeling tapi kenyataan. Kulakukan itu semua karena kamu sahabatku Niala, please demi persahabatan kita.

Tak tahan rasanya aku menahan, kali ini bukanlah tawa yang harus ku tahan melainkan rubrik perasaan dan persahabatan. Sementara Bejo, mungkin saja hari itu sedang bergadang dengan temen-temen ceweknya di luar sana, maklum dia kan pujangga kekosongan yang sedang mencari cinta sejatinya. Hufftttt dasar laki-laki sukanya cari sana sini dan..... langsung saja akku beraksi....!
"Kalau begitu aku bukanlah sahabatmu Nin, dan sahabatmu hanyalah Niala. Bukannya aku cemburu atau iri tapi aku hanya ingin bertanya pernahkah kau pikirkan tentang perasaanku saat kau mengabil keputusan ini? Kau tahu bahwa aku sangat mengagumi Tejo kala itu, dan kamu Niala selamat yah telah mencapai puncak".

Kalau sudah begini yang ada hanyah kata maaf untuk menjaga persahabatan ini dari ganasnya perpecahan. Banyak sekali lika-liku dari persahabatan ini, namanya waktu tak bisa di ajak kompromi, kebenaran tetaplah kebenaran takkan bisa di campuradukkan pun takkan bisa di sembunyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun