Mohon tunggu...
Bian Pamungkas
Bian Pamungkas Mohon Tunggu... Dosen - Bqpzm

Emancipate yourself from mental slavery (Bob Marley)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Estetika 80 juta

14 Februari 2019   08:01 Diperbarui: 14 Februari 2019   08:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belakangan ini estetika kembali mendapatkan tempatnya di masyarakat Indonesia dengan nilai yang sangat besar, yaitu 80 juta. Hal tersebut menjadi sebuah informasi yang besar beredar di masyarakat indonesia sebab keterkaitan tokoh publik atau aktris dengan inisial VA yang bernilai 80 juta. 

Prostitusi online merupakan keterkaitan yang membuat hal ini naik menjadi trending topik di kalangan masyarakat indonesia. Melihat hal tersebut menggelitik penulis untuk membaca fenomena ini melalui lorong estetika. Umum untuk diketahui Estetika merupakan cabang dari filsafat yang koridornya berhubungan dengan keindahan. 

Alexander Baumgarten seorang filsuf rasionalis jerman mengatakan berbicara Estetika tentu saja membahas tentang seputar ilmu pengindraan, yang secara defenisi ialah, Estetika berasal dari kegiatan merasakan, menanggapi, mengindra, atau mengamati objek, baik itu objek alam maupun seni. 

Merasakan, menanggapi, maupun mengindra pada akhirnya akan membentuk psikologis individu dalam menterjemahkan keindahan-keindahan yang dia dapati dalam kegiatan tersebut, dengan kata lain bagaimana seseorang itu mencerap ilmu pengetahuan yang sumbernya di dapat dari pengalaman selama masa ia hidup. 

Hal demikian akan menciptakan apa yang biasa kita sebut, yaitu "selera". Mengutip apa yang disebutkan oleh Comaraswamy dan Gadamer, yaitu hasrat manusia terbentuk dari pengalaman kerohanian, kepuasan intelektual, moral dan agama, serta pengetahuan. 

Delapan puluh juta tentu saja bukan uang yang sedikit, VA dari sisi sekuler mendapatkan nilai cukup fantastis jika dibandingkan dengan prostitusi yang umum masyarakat Indonesia ketahui, akan tetapi melihat VA yang notabene menyandang status aktris tentu saja merupakan pencapaian yang tidak bisa dilangkahi oleh pesaingnya dalam hal tersebut. 

Memaknai 80 juta, sebelumnya mari kita kilas balik tentang tubuh wanita saat ini, iklan sabun, sampo sampai kepada produk-produk kebutuhan rumah tangga selalu menempatkan perempuan sebagai daya jual produk yang akan ditawarkan, contoh jika kita pernah melihat iklan pompa air dengan jargon sedotannya kuat semburannya kencang, di situ bisa dilihat bagaimana perempuan ditampilkan dengan kemolekan tubuhnya, dan masih banyak hal-hal lain yang membuat tubuh perempuan itu pada akhirnya menjadi sebuah komoditi. Indonesia adalah negara beragama, hal ini tentu saja membuat estetika mendapatkan negosiasinya mengenai keindahan.

 Agama merupakan landasan masyarakat Indonesia dalam bernegara, karena Indonesia merupakan negara mayoritas muslim, penulis ingin meberikan contoh mengenai kerudung yang dipakai oleh wanita muslim di Indonesia. 

Kerudung atau yang lebih dikenal jilbab pada masyarakat indonesia mengalami negosisasi dalam hal estetika, banyak kita jumpai pada diri wanita berjilbab memakainya dengan corak yang warna-warni, artinya estetika melakukan negosiasi terhadap agama. 

Merk-merk terkenal tak luput perhatiannya dalam hal ini, korporasi-korporasi besar saling berlomba meraup keuntungan dalam kewajiban bagi wanita muslim memakai penutup kepala, dan tidak tanggung-tanggung harga yang dibandrol menjadi tinggi jika dilabeli oleh merk-merk ternama tentunya. Feminisme terjadi di sini, anggapan bahwa wanita muslim itu sederhana kembali di negosisikan oleh perihal Estetika.

 Perempuan saat ini berlomba-lomba dalam menaikkan nilai, baik yang sudah ada dalam diri mereka secara lahiriah maupun sesuatu yang bersifat buatan atau artifisial. Merujuk kembali kpada VA, pemaparan diatas tentunya menjadi poin yang menyebabkan terjadinya 80 juta. Bagaimana VA mengemas dirinya sehingga menjadi nilai yang cukup fantastis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun