Menulis adalah suatu keniscayaan bagi para penikmatnya. Tiada hari tanpa menulis, inilah hal yang diyakini sekaligus diterapkan sebagian orang yang mencintai dunia kepenulisan. Setelah sebuah karya dituliskan, lalu selanjutnya apa?
Sebuah tulisan (dalam hal ini karya fiksi), terbukti tidak hanya mampu menimbulkan kepuasan bagi penulis karya tersebut. Sebuah karya kiranya dapat pula memberikan inspirasi bagi para pembacanya. Baik di media online maupun media cetak, kita dapat dengan mudah menemukan karya-karya fiksi bermutu. Semua kembali ke soal selera. Anda senang membaca di media apa dan dalam bentuk yang bagaimana?
Tak dapat dipungkiri, karya fiksi yang didokumentasikan dalam sebuah buku masih memiliki tempat tersendiri di hati para peminatnya. Meski saat ini e-book telah menjadi alternatif bagi para pembaca, koleksi buku yang berderet rapi di rak buku rupanya masih menjadi primadona. Karena apa? Karena membaca buku adalah soal kegemaran. Tak ada bedanya dengan menulis buku itu sendiri.
Saat ini, dunia kepenulisan di Tanah Air sedang dibanjiri oleh penulis-penulis baru yang mengusung ragam genre dan gaya menulis. Berbagai promosi gencar dilakukan. Baik lewat media sosial, toko-toko buku, hingga media massa. Semua itu tentu sah-sah saja. Soal pilihan, berpulang kembali kepada pembaca. Pandai-pandailah memilih, mana buku yang sesuai dengan minat dan tentu saja berkualitas.
Kehadiran media sosial harus diakui merupakan salah satu pilihan untuk mempromosikan buku. Dalam waktu relatif singkat, informasi tentang sebuah buku dapat disebarkan secara luas, tergantung seberapa aktif anda berinteraksi dan gencar mempromosikan buku tersebut. Tapi tahukah anda, bagaimana cara menyampaikan informasi mengenai sebuah buku secara detil kepada calon pembaca?
![Novel Fira, Haruskah Kutunggu Kau di Sorga? (Sumber Ilustrasi: edufiksi.blogspot.co.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/12/didik-575d80414f7a61ad09d10e03.jpg?t=o&v=770)
Sebagai sebuah komunitas tempat berbagi inspirasi menulis fiksi, Rumah Pena Inspirasi Sahabat (Rumpies The Club) menyadari perlunya bedah buku sebagai sarana berbagi informasi dan inspirasi bagi seluruh Sahabat Rumpies (sebutan untuk member komunitas ini). Karena itulah, RTC menggagas bedah buku online di grup FB RTC dengan sebutan ‘Ngerumpies Santai’ sebagai wadah bagi Sahabat Rumpies yang ingin memperkenalkan buku karyanya. Acara ini diharapkan dapat menginspirasi untuk menulis dan menerbitkan buku. Tidak hanya itu, ‘Ngerumpies Santai’ juga dimaksudkan untuk berbagi ilmu dan memotivasi Sahabat Rumpies agar terus semangat menulis dan berkarya.
Berikut ini adalah buku-buku fiksi yang pernah dibedah dalam acara ‘Ngerumpies Santai’:
- Morning Breeze (Viera Fitani)
- Love Fate (Sari Agustia)
- Cahaya dari Koto Gadang (Haidar Musyafa)
- Got Set a Watchman (Harper Lee)
- Mandeh, Aku Pulang (Iskandar Zulkarnain)
- Fira, Haruskah Kutunggu Kau di Sorga? (Didik Sedyadi)
- Natisha (Khrisna Pabichara Marewa)
Novel Natisha merupakan buku yang baru saja diperbincangkan dalam acara ini (Minggu, 12/6/2016). Hadir dalam Ngerumpies Santai yang dilaksanakan penulis novel tersebut, yaitu Khrisna Pabichara Marewa dan Pringadi Abdi (kompasianer) dari Penerbit Kaurama. Dipandu oleh Fitri Manalu selaku admin RTC, Ngerumpies Santai berlangsung hangat. Beberapa pertanyaan yang telah masuk via facebook dan twitter dijawab kedua narasumber secara rinci sehingga Sahabat Rumpies yang berkenan menyimak acara tersebut memperoleh tips-tips berharga dari penulis sekaligus informasi seputar dunia penerbitan dari pihak penerbit. Tentu saja, rasa penasaran Sahabat Rumpies terhadap Novel Natisha akhirnya terjawab tuntas.
Jadi, ingin mempromosikan buku fiksi karyamu? Jangan khawatir, jadikan bedah buku online sebagai alternatif. Â Seru, menarik, dan terpenting: jitu.
Salam Rumpies!