Mohon tunggu...
Rumondang Ernawati Sitohang
Rumondang Ernawati Sitohang Mohon Tunggu... Guru - Proud Mom. Bahagia itu jika masih bisa traveling, menulis dan bernyanyi

Seorang pendidik, blogger.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: Ngeri-Ngeri Sedap

3 Juni 2022   15:23 Diperbarui: 3 Juni 2022   15:41 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: pikiran rakyat.com

Bulan Juni memang bulan yang saya tunggu-tunggu. Menunggu tayangan perdana film Ngeri-Ngeri Sedap besutan sutradara Bene Dion Rajagukguk. Dan itu sudah terealisasi. Film yang dibintangi oleh para stand up comedian ini sukses membuat  saya tertawa terbahak-bahak diselingi mata basah dari awal sampai akhir film. Mengapa? Karena konflik dalam keluarga Batak di film ini, tidak hanya related dengan suku saya yaitu suku Batak. Menurut saya, film ini related dengan semua kalangan. Saya merasa kembali ke kampung halaman dan ikut masuk di alur cerita. Film Ngeri-Ngeri Sedap berdurasi kurang dari 2 jam. Menceritakan tentang kehidupan Pak Domu (diperankan oleh Arswendi Beningswara Nasution) dan Mak Domu (diperankan oleh Tika Panggabean) yang tinggal dengan anaknya Sarma (Gita Bhebita).  Sementara ketiga anaknya yang lain, yakni Domu (Boris Bokir), Gabe (diperankan oleh Lolox) dan Sahat (diperankan oleh Indra Jegel) sukses mendapat gelar sarjana dan tinggal di perantauan.

Konflik bermula saat ketiga anak Pak Domu dan Mak Domu diminta pulang untuk mengikuti upacara adat sulang-sulang pahompu di kampung halaman mereka. Dan tentu saja, permintaan pulang ini dibarengi oleh rasa rindu Mak Domu pada ketiga anak laki-lakinya. Namun, karena selama ini ketiga anak mereka memiliki hubungan yang kurang baik dengan Pak Domu, maka ketiganya menolak untuk  pulang.

Akhirnya Pak Domu dan Mak Domu membuat sebuah skenario. Mereka berdua pura-pura bertengkar dan akan bercerai. Hal yang sangat mustahil bagi orang Batak apalagi bagi pemeluk agama Kristen. Sebab dalam agama Kristen perceraian adalah sesuatu yang sangat dimurkai Tuhan. Dan pula, keluarga Pak Domu merupakan keluarga panutan yang sering dipuji- puji oleh teman-teman Pak Domu, juga oleh Bapak Pendeta.

Masalah semakin besar, saat Pak Domu mengetahui bahwa anak pertamanya Domu akan menikah dengan gadis dari suku Sunda. Belum lagi Gabe yang sarjana tapi lebih tertarik menjadi komedian. Sahat yang tidak mau pulang karena setelah lulus sarjana, lebih senang mengabdi di sebuah desa di Jawa Tengah. Sarma yang putus dengan pacarnya bukan karena ketidakcocokan. Tapi semata-mata karena patuh pada Pak Domu yang menginginkan pernikahan sesuku.

Film yang menonjolkan keindahan Danau Toba dari Bukit Holbung, semakin menarik dengan adanya sountrack lagu Batak yang diaransemen oleh Viky Sianipar. Siapa yang tak kenal Viky? Salah satu musisi Batak yang sudah mendunia. Bagaimana? Penasaran bukan? Pastikan kamu sudah menontonnya ya! Dijamin, jiwamu akan segar kembali.

Kota Industri, 2 Juni 2022 (16.45))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun