Istana Maimun. Saat itu waktu menunjukkan pukul 9 WIB. Pengunjung di istana Maimun masih sedikit. Setelah membeli tiket masuk seharga Rp.10.000, dan melepas sepatu yang kami pakai, barulah kami mulai mengelilingi istana tersebut.Â
Pagi yang cerah 30 Januari 2022, saya dan anak berkunjung keSaat ini, bagian yang dibuka untuk umum sangat sedikit. Hanya bagian depan dari bangunan induk serta kiri dan kanan  pintu masuk. Seingat saya 24 tahun yang lalu, terakhir kali saya berkunjung ke istana Maimun, masih banyak ruangan yang bisa kita eksplor karena memang terbuka untuk umum. Saya pun bertanya kepada petugas, kenapa sedikit sekali ruangan yang bisa dilihat? Menurut petugas, hal ini dikarenakan ada sekitar 40-an keluarga keturunan Kesultanan Deli yang saat ini bertempat tinggal di istana tersebut.Â
Menilik sejarah ke belakang, Istana Maimun merupakan istana peninggalan kerajaan Deli yang dipimpin Sultan Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Istana ini dibangun pada tahun 1888 dan selesai tahun 1891. Diarsiteki oleh Theodoor Van Erp yang bekerja sebagai Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) atau disebut juga tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Desain bangunannya adalah perpaduan antara Indonesia, Persia, dan Eropa. Nuansa Melayu dan Islam sangat kental terlihat di bangunan yang terletak di jalan Brigjen Katamso Nomor 66 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ini.
Istana Maimun memang indah. Meski sudah berusia lebih dari 130 tahun, keindahan yang memancar dari setiap sudut ruangan yang didominasi warna kuning tetap terasa. Pada bangunan induk, yang dulu dipakai untuk upacara penobatan Sultan Deli serta tempat Sultan Deli menerima tamu kehormatan maupun sanak saudaranya, kami melihat detail-detail yang indah. Atap ruangan yang tinggi membuat suasana sejuk walau kota Medan terkenal dengan hawa panasnya.
Berhubung tidak banyak ruangan yang dibuka untuk umum, rasanya 1 jam adalah waktu yang cukup untuk berkeliling istana Maimun. Oh ya, buat kamu yang membawa anak kecil, di sekitar halaman istana Maimun banyak dijumpai permainan anak seperti mobil-mobilan. Ada juga alternatif lain seperti naik kuda. Ada beberapa ekor kuda yang memang sengaja disewakan untuk pengunjung. Untuk kamu yang suka berswafoto atau menggunakan jasa fotografer profesional, disediakan jasa penyewaan pakaian adat Melayu Deli dengan biaya sewa minimal Rp 50.000 tergantung jenis pakaiannya. Souvenir yang dijual di pintu masuk istana Maimun harganya juga terjangkau, mulai dari sepuluh ribu sampai ratusan ribu rupiah.
Selain fasilitas bermain untuk anak-anak, di sekitar lapangan istana Maimun, banyak berjejer kantin yang menjual makanan khas Medan. Ada rumah makan Padang dengan gulai kepala kakapnya, mie goreng Aceh, kedai kopi khas Simalungun, kedai serabi. Semua sajiannya memanjakan lidah kita.
Kenapa saya selalu merindukan Medan? Selain karena merupakan kampung halaman, keramahan penduduknya yang multi etnis sangat terasa. Dan yang bikin nggak nahan adalah banyak tempat kulineran yang bersih dan sehat. Kalau kamu ingin makanan khas negeri tirai bambu, kamu tinggal pergi ke daerah Pecinan di jalan MT Haryono dan jalan Semarang. Jika ingin kulineran khas India, pergilah ke Little India atau Kampung Madras. Kalau suka makanan khas Batak Karo, maka di sepanjang jalan Jamin Ginting Padang Bulan tempatnya. Jika rindu makanan khas Batak Toba, berkunjunglah ke jalan Pancing. Duh, jadi lapar dan ceritanya sudah kemana-mana. Sekian dulu ya sahabat travelers, lain waktu saya sambung. Takut ngaco. Hahaha. Â Salam sehat.
Kota Industri, 6 Februari 2022 (10.00 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H