Mohon tunggu...
alimuddin mansu
alimuddin mansu Mohon Tunggu... -

Saya suka menulis. Saya suka bulutangkis. Saya benci bekerja yang mengekang waktu saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim Ramadhan

2 Agustus 2012   06:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lalu,
Kembali lagi aku
menjadi kayu.
Atas
pertempuran-pertempuran,


Lagi-lagi,
Setelah
pertempuran-pertempuran,
Aku haus menjadi air mata.
Ketika kesepian yang ngilu,
Aku menangis dari kesendirian yang panjang,
Meminum bergelas-gelas penderitaan yang
baru,

Dan,
Pertempuran-pertempuran itu

Setelah berwindu musim bertukaran
dan Ketika ranjang
pengantin kita terbakar, tiba-tiba, malam itu,
Aku teringat:
Tentangku sebuah musim masa kecil...

Suatu malam,
Lalu,
Setelah bosan akan
pertempuran-pertempuran,
Kulayarkan perahu...

Lalu,
Aku tidak pernah
merindukan musim bersamamu.

Aku hidup bersama musim ramadhan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun