Mohon tunggu...
Embie Cnoer
Embie Cnoer Mohon Tunggu... -

Anggota Lab Taeter Kecil Arifin C Noer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Badut

10 Mei 2015   11:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1431232913868986377

( minggu lucu )

BADUT

Badut dilahirkan oleh kesedihan. Badut adalah sumber berbagai kelucuan. Semakin duka lara kehidupan maka badut akan semakin dibutuhkan. Tingkatan suatu kesedihan selalu akan membutuhkan tingkat kelucuan yang sesuai. Ketidaktepatan dalam menghadirkan kelucuan pada suatu duka lara dapat berakibat fatal, antara lain dapat mengakibatkan kegagalan fungsi organ sosial.

Apakah badut bersedih? Pasti. Badut terbentuk dari artefak kesedihan sosial yang mengkristal akibat proses oksidasi dalam tekanan sangat tinggi. Kesedihan dalam level kecengengan awam - sering dipraktekkan oleh kalangan sudra untuk mencari makan - adalah apa yang disebut sebagai pralucu, atau dalam istilah populer dikenal dengan sebutan 'bandit' ( bentuk peyoratif dari kata badut ).

Negara maju yang adidaya adalah negara dengan tingkat kelucuan tertinggi. Data-data penelitian sosial menyebutkan, tingkat duka lara negara adidaya hampir mendekati konfigurasi kesedihan Adam dan Hawa ketika baru saja mendarat di dunia setelah mereka berdua diusir Tuhan dan Sorga. Kesedihan yang berasal dari culture shock akibat perobahan drastis dari ketelanjangan yang suci menjadi ketelanjangan dalam format dosa.

Paling tragis dialami oleh negara dengan pola duka lara inkonsisten. Dalam sejarah kebudayaan, inkonsistensi duka lara tercatat sebagai unsur paling kuat mendorong terjadinya dekadensi kelucuan sosial. Kemerosotan ini secara fundamental berakibat terjadinya kesakitkan seluruh lapisan budaya sosial yang luar biasa -- akibat dari akselerasi penghinaan yang konstan ( umumnya dengan cara saling meludahi muka ). Level sakitnya rata-rata mendekati ambang kebodohan multidimensional.

Semoga kondisi yang ada saat ini dapat secara bertahap membangunkan kesadaran seluruh masyarakat, sehingga pada saatnya, badut-badut kita akan lahir sebagai badut-badut yang dapat mengayomi seluruh masyarakat. Dengan harapan pula bahwa kelucuan-kelucuan yang tumbuh dan berkembang dapat sesuai dengan kelucuan yang kita cita-citakan.

Semoga.

badut@2015

[caption id="attachment_416424" align="aligncenter" width="300" caption="BADUT by ECN"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun