Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Psikologi Karnaval

21 Agustus 2024   03:36 Diperbarui: 21 Agustus 2024   03:37 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pesertakarnaval ( dok. pribadi )

ACARA  tujuh belasan, baru saja usai. Salah satunya yang mampu menarik banyak orang adalah karnaval. Padahal, kegiatan karnaval adalah kebiasaan atas rutinitas tahunan. Bukan suatu hal yang mudah sebuah rutinitas untuk tetap bisa memiliki daya tarik. Rahasia apa yang tersimpan didalamnya. Untuk itu mari kta menyelam ke dalam jiwa dari kegiatan yang bernama karnaval ini..

Sebuah Panggung Publik

KARNAVAL tujuh belasan,adalah merupakan sebuah arena panggung public. Karena diacara karnaval tujuh belasan tersebut, boleh dikata semua orang boleh ikut berpartisipasi. Kami katakana semua orang, sebab peserta karanval bisa atau boleh dari berbagi kalangan lapisan masyarakat.

     Tidak ada panggung public yang seterbuka itu bagi semua golongan masyarakat. Mari kita ambil contoh panggung public yang lain sebagai pembanding. Misalnya panggung dunia sepak bola. Benar, penggemar olah raga ini tersebar besar merata mulai dai kalangan rakyat kelas bawah sampai golongan tinggi tingkat atas. Tak dipungkiri, jumlah  penggemarnya amat banyak sekali. Dan demikian pula grup  persatuan sepak bola juga amat banyak, mulai dari level kampung yang kampungan, sampai tingkat masyarakat elit. Tapi yang bisa tampil untuk mengekspresikan diri sebagai pemain di arena laga, terbatas sekali. Bagaimanapun juga, arena itu tetap eklusif. Selebih besarnya, diluar arena  adalah penonton yang identitasnya tentu bukan siappa-siapa.

     Berbeda dengan karnaval tujuhbelasan. Dari instansi resmi sampai komunitas rakyat biasa, bisa ikut tampil ambil bagian. Instansi resmi tampil untuk merepresentasikan keresmian istansinya.dan masyarakat umum,t ampil bahkan seringkali tampil lebih variative dan atraktif. Banyak peran yang mereka coba tampilkan; peran dunia nyata, peran impian dan peran imajinasi dunia dongeng. Semua itu mereka tuangkan dalam bentuk seni kreatif.

Ini, Aku Ada !

KARNAVAL tujuh belasan, memungkinkan bagi banyak orang untuk menyatakan atau mengekspresikan bahwa ; " Ini, Aku Ada !" Betapa tidak ?! Dalam kehidupan keseharian, diluar arena dan moment tujuh belasan, mereka serasa " tidak ada ". Biasa-biasa saja.  Datar-datar saja. Identitas diri yang mereka miliki, tidak berbicara. Massa tak menegenal siapa dirinya. Sungguhpun mereka juga punya profesi kerja, tapi bukan public figure atau  top figure.

     Dengan mengikuti sebagai salah satu konstentan peserta karnaval, kebutuhan jiwa untuk menyuarakan bahwa ini aku ada, terlampiaskan. Ada rasa kepuasan didalamnya. Tak heran, orang yang semula agak introvert pun bisa " terbujuk " untuk ikut jadikarnavaler. Ruang tersedia, kesempatan terbuka, ramai-ramai bersama, jadi kenapa harus takut atau malu ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ? Kalau bukan karnaval, memang ada yang lainnya lagi ? Karnaval tujuh belasan, mampu menumbuhkan rasa percaya diri untuk tampil, mampu menumbuhkan keberanian diri untuk bersuara dalam jiwanya; " Ini Aku Ada !"

Mendadak Penting

BIASANYA orang penting itu adalah orang-orang  yang memiliki kedudukan tinggi. Tak peduli levelnya apa ? Darilevel rendahan sampai level elit. Entah itu cuma ketua RT RW sampai mereka yang duduk jadi ketua parte. Entah itu cuma ketua kelas atau ketua OSIS sampai dengan ketua Lembaga tinggi. Entah itu kepala sekolah, sampai dengan kepala negara. Dan sebagainya-dan sebagainya.

     Tapi pada karnaval tujuh belasan ini, lupakan semua konsep orang penting seperti itu.dalam karnaval tujuhbelasan ini,semua mendadak menjadi orang penting, menjadi top figure, menjadi bintang, menjadi selebritis, menjadi tokoh sentral perhatian. Apapun peran dirinya, selama masih dalam lingkar karnaval,  mereka jadi orang penting. Mulai dari para peraga karnaval, pengatur lalu lintas, tukang cuap-cuap, bahkan kelompok petugas yang hanya membawa dos minuman untuk dibagikan kepada peserta. Arena ini egaliter. Tak ada boss apa lagi big boss, taka da karyawan.semua subyek.semua berperan sebagai orang yang penting. Mengapa begitu ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun