Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Senyum di Musim (Bunga) Kemarau (Part 2)

28 September 2023   14:20 Diperbarui: 28 September 2023   14:29 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kembang labu kuning ( sumber; dok pribadi )

Bunga ditepi Jalan

Suatu kali kutemukan bunga ditepi jalan

Siapa yang menanamnya tak seorangpun menghiraukan

Bunga dutepi jalan, alangkah indahnya ...

Bagi generasi tahun 70-an, tentu tak asing dengan lagunya Koes plus itu. Dimusim kemarau, kita bisa menikmati bunga -- bunga " liar "ditepi jalan. Tentu saja jalan yang masih alami; ada semak, ada sungai kecil walau kering, ada pematang sawah dan sebagainya. Bunga apa misalnya ?

     Aku adalah bunga ditepi jalan, namaku bunga " Kangkung Cina  atau Waru Cina". Tekstur pohonnya memang seperti kangkung, tapi " liat  "ya ngga bisa dipotong dengan tangan kosong, kecuali pucuknya. Dan pohonku bergetah. Daunku seperti daun waru, tapi batangnya seperti kangkung, makanya aku punya dua nama. Oh ya di daunku sering untuk menempel serangga " kepik -- kepik emas ", anak -- anak suka menangkapnya untuk diterbangkan lagi. Bungaku putih seperti terompet pendek tapi lebar dan tak begitu banyak ya ?

     Dan aku bunga ditepi jalan yang lain lagi. Namaku " Ketepeng Kebo " ada juga yang menyebut " Ketepeng Cina " . Aku tumbuh disemak tepian sungai. Daunku agak bundar yang tertata speperti sirip- sirip ,  dengan warnanya hijau tua. Bungaku kuning di pucuk batang yang terdiri dari berpuluh -- puluh kelopak bunga. Yang mekar duluan tentu yang bawah, jadi tambah cantik, perpaduan antara bunga yang mekar dan yang belum.

       Aku juga bunga ditepi jalan yang lain lagi. Yaitu bunga " ganyong -- ganyongan ". Batang pohonnya lembab berair,  daunnya bepelepah panjang, bentuk daunnya lonjong lebar. Bunganya dengan kelopak seperti kuku -- kuku yang panjang, warnanya kuning oranye. Tanaman ini berumbi, kalau " ganyong " beneran sih bisa dimakan atau dijadikan tepung.

Bunga Rerumputan

Rerumputan, baik yang berbatang atau berdaun panjang  dan yang merambat ditanah, banyak pula yang  turut memamerkan bunganya. Bunganya kecil -- kecil, ada yang bertangkai dan ada pula yang menempel dibatang. Bahkan di tanah sawah yang bengkah -- bengkah dihajar kerasnya musim kemarau, ada terdapat juga bunga -- bunga liar yang unik dan menarik. Memang ini hanya bisa dinikmati bagi yang suka " blusukan " saja. Tak ketinggalan, rumput ilalang juga memamerkan bunganya, putih memanjang dan sangat manja bila ditiup angin, karena ringan

     Dan yang paling unik adalah bunga yang langsung nyembul dari dalam tanah. Bunga ini jadi nampak " misteriius " karena seperti tiba -- tiba muncul dari dalam tanah begitu saja. Tanpa daun sama sekali ,melainkan langsung batang bunga. Ini sejenis bunga raflesia tapi " mini " dan tidak mekar lebar. Tidak harum, tapi juga tidak bau busuk. Bunga ini entah apa namanya, tapi justru terlihat cantik sekali ketika masih kuncup; putih dengan kelopak coklat dan bentuknya pun sederhana, sesederhana pohonnya.

Bunganya Tinggi sekali

Aduh hai bunga, bunga nirwana

Tempatmu jauh, di alam khayal

Rupamu indah, tak terlukiskan

Engkau tak mudah, tercapai tangan .....

 

Ibarat seperti dalam lirik lagu melayu klasik " Bunga Nirwana " ciptaan Zakaria itu, ada bunga yang tempatnya tinggi sekali di atas sana , sehingga agak sulit untuk menikmatinya. Ini memang termasuk jenis pohon keras, yaitu "  kembang ungu " atau " jambon " dalam bahasa jawa. Ditempat tinggal penulis, ada makam dinamakan makam Jambon, karena tempat makam tersebut didominasi dengan pohon jambon, bayangkan ketika musim bunga, indah sekali makam itu dilihat dari jauh. Pohon ungu ini memang biasanya tumbuh ditempat makam, tapi ada juga yang ditepi jalan walau jarang.

     Pohon bunga yang kedua, yang tergolong agak tinggi adalah pohon bunga kamboja. Hanyasaja pohon ini sudah banyak " disetting " , ada yang dibonsai di pot, atau ditanam di taman, sehingga sudah diatur pertumbuhannya. Tapi aslinya pohon ini termasuk jenis pohon tinggi dan juga banyak menghiasi makam. Bunganya berbentuk puding, ada yang putih dan ungu lembut, tapi ada juga yng kuning. Tapi umumnya adalah putih.

Sayuran pun berbunga

Sayuran pohon kangkung, disaat musim kemarau, biasanya sedang diremajakan. Jadi pohon tersebut disabit pendek. Ketika bersemi, karena kekurangan air, malah muncul bunga -- bunganya. Bagaikan bunga putih -- putih kecil tersebar di permadani hijaunya daun kangkung. Dan satu lagi, pada musim kemarau, ditanam juga sayuran labu kuning ( waluh ). Daunnya lebar seperti kipas. Batang dan daunnya berbulu yang bila menyentuh kulit, terasa agak gatal. Hati---hati ya ! Bunganya seperti terompet warna kuning segar. Tak banyak bunganya memang, tapi benar -- benar membuat senyum penenamnya, karena bisa diharapkan buahnya kelak.

     Nah itulah senyum bunga di musim kemarau. Apalgi umumnya bunga --bunga musim kemarau ini awet, nggak cepet layu. ( Apa lagi " Layu Sebelum Berkembang " seperti lagunya Tety Kadi dulu, enggak lah yah ?! )

kembang sepatu ( dok. pribadi )
kembang sepatu ( dok. pribadi )

kembang ilalang ( dok. pribadi )
kembang ilalang ( dok. pribadi )

kembang kangkung ( dok. pribadi )
kembang kangkung ( dok. pribadi )

kembang rerumoutan ( dok. pribadi )
kembang rerumoutan ( dok. pribadi )

kembang kamboja kuning ( dok. pribadi )
kembang kamboja kuning ( dok. pribadi )

kembang ungu ( dok. pribadi )
kembang ungu ( dok. pribadi )

kembang labu kuning ( sumber; dok pribadi )
kembang labu kuning ( sumber; dok pribadi )

kembang ganyong ( dok; pribadi )
kembang ganyong ( dok; pribadi )

kangkung cina ( dok; pribadi )
kangkung cina ( dok; pribadi )

bunga ketepeng kebo ( dok. pribadi )
bunga ketepeng kebo ( dok. pribadi )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun