Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tongyeong, Kota Haraboji dan Halmoni (Part 1)

20 Mei 2023   10:15 Diperbarui: 20 Mei 2023   10:17 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber; foto doc. pribadi Muhelli Rofik )

SAAT  ITU, negara yang sedang " ngetrend "  jadi tujuan atau pilihan para TKI adalah Jepang dan Korea. Tanpa ragu sedikitpun, aku pilih Korea. Mengapa ?  Setahuku, gaji bagi para TKI tertinggi adalah di Korea, Jepang pun kalah. Apa lagi Malaysia, ibarat bumi dan langit. Selain itu juga, seleksi masuk lebih mudah, dibanding dengan ke Jepang yang  terlalu " ribet " banyak ini itu dan menghawatirkan " bisa gugur " ditengah proses seleksi. Untuk ke Korea, seleksinya ya yang paling duluan ya cuma bahasa Korea saja. Asal sudah lulus bahasa, ya kita bisa diterima kerja di Korea.

Jalur resmi atau swasta ?

BAIK mencari kerja di Korea atau Jepang, tahapan pertama sama, yaitu kursus bahasa dulu. Ini wajib dan tidak bisa ditawar lagi. Karena saya pilih Korea, maka saya segera mencari dan mendaftarkan diri di lembaga kursus bahasa Korea. Kebetulan tidak perlu pergi jauh-jauh banget, di kota kabupaten tempat saya tinggal juga sudah ada. Waktu kursus lamanya tiga bulan. Kursus bahasa ini sebagai syarat nanti  supaya kita bisa mendaftarkan diri bila ada pembukaan pendaftaran untuk kerja di Korea.

     Biasanya, waktu pembukaan pendaftaran tenaga kerja ke Korea ini adalah pada bulan Maret. Saat itu, banyak PT atau Agency penyalur tenaga  kerja buka lowongan ke Korea, baik yang " resmi " ataupun yang " swasta ". Jangan salah paham ya, untuk ke Korea , biarpun  " swasta " bukan berarti ilegal lho, tetap legal juga. Resmi artinya milik lembaga pemerintah.  Resmi dan swasta hanya ibarat sekolah negeri dan sekolah swasta saja. Aku pilih " jalur resmi ", bukan apa -- apa, rasanya dari segi kemanan dan kepercayaan lebih " sreg " aja di hati. Jalur resmi ini nama lembaganya adalah BNP2TKI ( Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia )

     Ketika ikut tes ( setelah lulus kursus bahasa ), sudah ada pilihan jenis kerjanya. Waktu itu hanya ada dua pilihan, yaitu manufactur dan fishing. Dan nanti kalau dalam seleksi tes tersebut lulus, kita dapat sertifikat. Nah, sertifikat itulah yang kemudian dikirimkan oleh PT atau Agency ke Korea. Untuk jenis pekerjaan, aku pilih fishing. Pertimbangan utamanya, tidak perlu menuntut banyak kepintaran otak, tapi lebih ke otot he he ... ! itu sudah saya pertimbangkan jauh -- jauh plus minusnya bagi diri saya pribadi. Tapi apa pun pilihannya, ujung -- ujungnya tetap sama, mencari ; WON ( kalau bisa sebanyak -- banyaknya ).

K a s a r

SETELAH sertifikat dikirim ke Korea, kita harus tunggu panggilan. Berapa lama ? Lama dan tidaknya tergantung ketersediaan lowongan perkerjaan yang ada di Kore sana saat itu. Maka diantara sesama calon TKI tidak sama. Ada yang beberapa bulan saja, ada yang hampir satu tahun dan juga tidak tertutup kemungkinan lebih dari satu tahun.  Apa lagi untuk " jalur resmi " biasanya agak lebih lama, dibanding yang jalur swasta. Tapi rasanya lebih mantap. Saya sendiri menunggu hampir satu tahun sebelum akhirnya dinyatakan lulus diterima kerja di Kora.

     Setelah dinyatakan lolos diterima kerja di Korea, langkah selanjutnya adalah mengikuti pembekalan di Jakarta. Lamanya satu minggu. Pembekalan ini meliputi; pertama adalah chek masalah kesehatan. Kedua tentang pendalaman bahasa Korea dan pengenalan budaya korea. Dan yang ketiga, fokus tentang masalah pekerjaan. Karena aku pilih fishing, maka diperkenalkan tentang kapal dan perangkat-perangkat penangkap  ikan dan cara mengoperasikannya.

     Adapun yang berkaitan dengan budaya Korea, diperkenalkan tentang cara bersikap hormat pada orang lain dalam pergaulan, yaitu dengan membungkukkan badan sedikit, kayak adat budaya Jepang. Yang kedua, orang Korea tidak senang kalau dipotong  pembicaraanya ( di interupsi ). Yang ketiga, bila berbicara dengan orang yang lebih tua, menggunakan " bahasa krama inggil ", bahasa halus tinggkat tinggi. Kaya budaya jawa juga ya ? Dan yang keempat, yang mengejutkan dan benar-benar diluar dugaan, adalah orang kore kalau bicara cenderung keras nadanya dan juga kasar ( waduh ... gambaran orang Korea yang cantik -- cantik dan gantheng -- gantheng, bisa mendadak sirna nih !).

     Oh ya, selain tata krama, masalah lain yang diperkenalkan adalah masalah kuliner. Kore terkenal dengan kimchinya. Ini wajib diperkenalkan pada para calon TKI, sebab terutama yang bekerja di fishing, nanti tinggal dan hidup bersama dengan Bos. Makan bersama dengan keluarga Bos. Dan kimchi akan selalu ada terhidang dalam menunya. Itu penting agar para TKI untuk bisa segera menyesuaikan diri dan akarab dengan kimchi.

     Setelah selesai pembekalan, siap -- siap terbang ke Korea. Oh ya berkaitan dengan masalah biaya, sebelum berngkat kita harus melunasi segala biayanya. Waktu pembekalan, selain membayar biaya pembekalan, juga kita membayar " uang muka " untuk ke Korea, dan harus dilunasi ketika sudah akan berangkat. Setelah masalah adminitrasi dan keuangan beres semua, aku bersama teman -- teman TKI ke Korea, ada sekitar seratus orang. Kami berangkat dari Bandara Soekarno Hata, jam sepuluh malam . ( bersambung )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun