Bila demikian, previlise sudah tidak berarti banyak. Kalaupun ada , privilise sudah bersifat formal, lokal dan artifisial. Maka sangat mengherankan kekisruhan di keraton mangkunegaran Solo, tak juga berakhir. Keratonsekarang sudah tidak punya kuasa, mereka berebut apa ? Orang diluar tembok memandang keraton dengan pandangan yang biasa. Tak lagi istimewa.
Karena alasan itu semua, tidak perlu memperkenalkan privilese yang dimiliiki orang tua kepada anaknya. Bumi kehidupan kini datar sudah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI