Mohon tunggu...
Rumingkang Tumarima
Rumingkang Tumarima Mohon Tunggu... Dosen - KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

JUST DO IT

Selanjutnya

Tutup

Money

Uang Receh untuk Indomaret

30 Maret 2022   15:35 Diperbarui: 30 Maret 2022   15:44 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Binis retail selama 10 tahun ini berkembang pesat seperti jamur dimusim penghujan hampir memenuhi setiap sudut kota bahkan tidak hanya dikota tetapi sudah merambah sampai kedesa, bahkan diperumahan-perumahan besar kadang sudah dilengkapi dengan minimarket biasanya namanya yang memiliki equitas tinggi yaitu alfamart dan indomart tentunya seperti buah simalakama dengan arus perubahan retail dan prilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ini. disatu sisi tentunya sangat baik karena akan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan pajak untuk daerah, dalam skala makro akan meningkatkan daya beli masayarakat dan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi masyarakat. Tetapi disisi lain makin menjamurnya mini market akan menggusur toko-toko yang dikelola secara konvesional yang tidak menggunakan teknologi informasi, memiliki modal yang terbatas dan tidak memilki rantai pasok yang baik tentunya akan menciptakan masalah sendiri bagi pemerintah.

penulis memang jarang berbelanja ke minimarket karena tidak memiliki kebutuhan yang khusus dan bisa didapatkan di tempat lain karena produknya mudah didapat seperti air mineral, rokok ataupun kopi sehingga membeli di kaki limapun sudah bisa mendapatkannya dan bagi penulis merasa berbahagia membeli di kaki lima karena berkah buat mereka karena bisa menghidupi anak, istri dan keluarganya meskipun kadang harga dikaki lima relatif lebih mahal dibandingkan di minimarket tapi anggap saja pahala buat kita. pada tanggal 30 maret 2022 karena pedagangnya tutup saya membeli produk dimini market indomaret penulis membeli minuman isotonik produk danone tertera harganya Rp. 7.800 kemudian penulispun membayarnya tanpa diberi struk diminta membayar Rp. 8.000,00 kemudian langsung dibayar dan sayapun melihat yang antrian selanjutnya karena membeli hanya satu produk tanpa diberi struk dan harganyapun dibulatkan.

memang tidak masalah apalah arti uang Rp.200,00 saat ini mungkin untuk membeli permen saja sudah tidak bisa. Akan tetapi sebuah perusahaan yang baik sekelas indomarco bahkan bisa dibilang raksasa dalam bisnis retail, apakah belum memiliki SOP mengenai etika bisnis yang baik pada struktur alur distribusi perintah mengenai dalam pelayanan terhadap konsumen?, atau mungkin juga hanya oknum wiraniaga saja yang memanfaatkan celah untuk mendapatkan keuntungan pribadi ?. sehingga kalau ini dibiarkan twntuny akan merugikan brand image atau brand equity perusahaan tersebut. penulis juga yakin kejadiaan ini tidak hanya penulis yang merasakan mungkin ada sebagian masyarakat kita pernah memiliki pengalaman seperti ini

Kepusan pembelian memegang peranan penting terhadap kemajuan dan perkembangan perusahaan baik dalam jangka menengah dan jangka panjang, dimana kepuasan konsumen sebagai modal menuju kepada loyalitas konsumen yaitu terbentuknya rasa percaya, rasa memiliki dan rasa bahagia apabila kita membeli/menggunakan produk/jasa yang kita butuhkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam berbagai study kasus yang sudah dipublikasikan baik dijurnal nasional maupun internasional salah satunya adalah kualitas layanan, dimana kualitas layannan sangat menentukan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. sehingga dari fenomena tersebut besar harapan penulis indomaret sebagai retailer dan indomarco sebagai pemangku kepentingan perusahaan harus cermat, konsisten dalam menerapkan SOP untuk kepentingan pelanggan untuk mempertahankan kepuasan pelanggan. apalagi saat ini persaingan begitu sengit dengan serbuan retailer asing yang masuk ke Indonesia kalau ini dibiarkan akan menjadi bumerang terhadap turunnya equitas merek perusahaan.

pada jaman masih duduk dibangku SMA pernah mendengar bahwa konsumen adalah raja tetapi teori itu terbantahkan saat ini bahwa konsumen dan penjual adalah mitra yang memiliki derajat yang sama sehingga harus mendapatkan perlakukan yang sama-sama diuntungkan penjual punya barang dan pembeli punya uang sehingga pertemuan keduanya melahirkan kesepakatan yaitu keputusan pembelian. akhir kata tidak ada maksud mendiskreditkan, tidak ada maksud tujuan tertentu hanya sebagai masukan, saran dan perbaikan agar tidak ada pihak yang dirugikan. apalagi indomaret adalah perusahaan asli nasional yang harus kita banggakan dan harus semakin maju meskipun persaingan semakin sengit dari minimarket-minimarket asing yang mulai banyak di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun