Hampir sebulan ini kita dihebohkan dengan berita dengan crazy rich yang menjadi tersangka dan nilai kerugiannya sangat fantastis, bahkan tidak mau ketinggalan Ojk meliris ratusan aplikasi yang telah diblokir karena memiliki indikasi transaksi ilegal bahkan mungkin lebih mendekati judi sehingga mabes polri segera bertindak dalam menyelesaikan kasus ini hanya saja sampai saat ini hanya influnser yang menjadi tersangka sedangkan pemiliknya belum pernah terdengar rimbanya, terakhir oleh OJK terdeteksi ada di kepulauan karibia.
Kita berdoa saja semoga kepolisian, kejaksaan dan OJK bisa menuntaskan kasus ini. hanya saja sedikit pertanyaan dalam hati, dimanakah peran OJK padahal aplikasi BINOMO sudah ada sejak lama dengan ribuan nasabah kenapa tidak dari dulu dideteksi sebelum jatuh korban dan kerugian yang maha besar?
manusia memang ditakdirkan serakah, sombong, iri, dengqi dan takabur sudah menjadi kodrat manusia selalu merasa kekurangan dengan apa yang sudah diraihnya dan selalu memandang kesuksesan orang lain sebagai barometernya bukan orang-orang yang ada dibawah kita sehingga kadang kita lupa bersyukur atas anugrah kehidupan ini.Â
Untuk menggapai kemakmuran ini kadang sekelompok orang mengambil jalan pintas menjadi kaya tanpa harus berkerja keras bermandikan keringan, berangkat pagi pulang malam, berangkat anak masih tidur dan pulang anak sudah tidur, tanpa harus memutar otak bagaimana agar usaha kita bisa membuahkan hasil dan mendapatkan nafkah yang halal bagi keluarga.Â
Rasanya penulis kurang setuju apabila ada tagline yang mengatakan biarkanlah uang yang berkerja untuk kita bukan kita berkerja untuk uang, karena pada hakikatnya uang yang kita dapat adalah untuk orang-orang yang kita cintai sehingga harus berkerja keras, banting tulang karena mencari nafkah itu adalah ibadah.
Mental mental inilah kadang yang menjadi masalah dalam kehidupan kita sehari-hari ingin cepat sukses dan barometernya adalah materi yang kita miliki dan yang lebih memilukan ingin sukses dalam tempo yang sesingkat-simgkatny dengan iming iming retur yang besar bahkan ratusan % membuat kita terpedaya dengan jebakan investasi fiktif, tidak pernah saya jumpai dalam buku-buku ekonomi yang menjelaskan bahwa investasi tidak mengandung resiko dan dapat dipastikan semua investasi pasti mengandung resiko apapun itu.Â
Kebanyakan masarakat kita masih memandang sebelah mata dengan konsep Entrepreurship atau kewirausahaan mereka memandang kewirausahaan akan membutuhkan waktu lama, laba kecil dan mengandung resiko rugi bisa bisa gagal dan modal habis karena membangun kewirausaan.
Dan ini juga berlaku bagi para sarjana kita selalu beranggapan bahwa mencari kerja adalah pilihan aman dibanding merintis wirausaha karena akan mendapatkan income yang tetap dan karier yang baik dimasa yang akan datang dibandingkan merintis wirausaha yang penuh ketidakpastian.Â
Alasan alasan ini juga didukung oleh para orang tua sangat menginginkan anaknya untuk mendapatkan pekerjaan di perbankkan, BUMN, bahkan banyak yang menginginkan menjadi PNS sangat sedikit orang tua yang mengingikan anaknya berwirausaha atau melanjutkan usaha orang tuanya yang masih kecil agar bisa menjadi besarÂ
Berangkat dari fenomena tersebut pantas saja banyak sekali masyarakat yang terjun pada berbagai investasi instan seperti saham, valuta asing atau produk berjangka di Indonesia tidak terbanyangkan berapa kapitalisasi pasar yang terjadi perhari di tanah air, sebagai catatan kalau investasinya legal mungkin tidak masalah karena akan dikelola secara profesional dalam pengelolaan yang sangat beresiko adalah investasi ilegal bahkan bisa dibilang transaksi fiktif karena komputerisasi (robot) yang mengaturnya padahal tidak ada transaksi yang sebenarnya.
Konsep kewirausahaan adalah sebuah grand design bangsa ini dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa ini yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Â