Mungkin kalau kita melihat TV pernah kita melihat iklan salah satu partai politik dengan tagline politik kesejahteraan sekilas memang tidak ada masalah tapi kalau kita meresapi tagline tersebut masih membingungkan karena sebagai orang awam politik hanya mendefinisikan kesejahteraan buat rakyat atau mungkin juga pembaca memiliki definisi yang berbeda.Â
Secara umum tujuan politik untuk memenangkan pemilihan umum yang dilaksanakan, menjalankan pemerintahan, dan mempengaruhi kebijakan publik yang dilaksanakan pemerintah serta sebagai pengawas dalam roda pemerintahaan lalu dimanakah letak politik kesejahteraan?
Mungkin dari definisi dari tujuan politik tersebut ada pada menjalankan pemerintahan, sehingga agar visi misinya tercapai maka partai tersebut harus memenangkan pemilihan umum pada 2024 nanti hanya saja sebagai catatan karena di negara kita mengadopsi multi partai maka sangat sulit menjadi pemenang secara mayoritas sehingga sudah terbisa kabinet kita merupakan gabungan dari beberapa partai tersebut sehingga ada partai pemerintah ada partai oposisi meskipun sebenarnya kata oposisi masih belum terbiasa kita melafalkan dinegara ini, karena kadang oposisi didefinisikan sebagai yang selalu mencari kesalahan-kesalahan pemerintah.
Lalu bagaimana politik kesejahteraan ini bisa terwujud, siapa yang mewujudkannya dan bagaimana cara mewujudkannya? masih menjadi misteri besar. karena politik di Indonesia yang multi partai sehingga syarat kepentingan sehingga tidak mengherankan kabinet dihuni sebagian oleh orang-orang partai politik pendukung pemerintah. memang sepanjang sesuai dengan ke ilmuan tidak ada masalah yang jadi masalah tidak menguasai bidang keilmuannya itu yang akan menjadi masalah, kemudian tidak bisa dipungkiri saat orang-orang partai masuk kabinet akan syarat kepeningan dengan partainya takkan bisa serta merta melepas baju partainya saat dikabinet.
kemudian politik di Indonsia bahkan mungkin di dunia tidak dikenal dengan kawan dan lawan, karena hari ini jadi kawan besok jadi lawan dan sebaliknya hal ini dibuktikan selama hampir 10 tahun ini dalam pemilihan presiden. tidak seperti dinegara besar yang memilik partai kecil sehingga saat partainya kalah dia tidak ikut pemerintahan tetapi otomatis menjadi oposisi dan lebih simple dalam penyelenggaran pemilihan umum.Â
Di Indonesia butuh waktu berbulan bulan dalam perhitungan suara dinegara maju hanya hitungan hari sudah selesai. memang kita tidak bisa membandingkan dengan negara maju karena duahal yang beda tetapi tidak ada salahnya kita belajar agar lebih efektif dalam waktu dan efisien dalam biaya apalagi ditengah defisit anggaran yang semakin melebar pada tahun 2021-2022 ini tentunya akan sangat membebani fiskal kita yang diakibatkan pembayaran bunga dan pokok hutang.
Tahun 2024 mungkin sudah sangat dekat dan diambang pintu bagi para politisi tapi masih terasa lama bagi masyarakat sipil apalagi ditengah pandemi yang sangat berat ini. pemilihan umum akan diikuti multi partai baik partai besar, kecil bahkan partai baru tentunya akan sangat ramai tahun 2024, kandidat presidenpun sudah banyak bermunculan dari yang terang terangan, malu malu atau mungkin tidak tahu akan dicalonkan sehingga kemungkinan kandidat presiden akan banyak dari yang tua sampai yang muda tentunya harus kita sambut positif karena akan banyak calon-calon potensial pemimpin masa depan Indonesia. adapun isu akan adanya revisi undang-undang periode presiden dari 2 kali menjadi 3 kali semoga saja tidak terjadi karena menunjukan sebuah kegagalan terbesar politik kita apabila itu terjadi.
Lalu siapakah partai yang akan menjadi pemenang tahun 2024? menskipun jaman sudah modern dan teknologi sudah sangat pesat perkembangan termasuk dalam bidang penelitian yang memungkinkan bisa menghasilkan analisis yang mendekati kebenaran tetapi akan sangat sulit dilakukan dengan posisi multi partai dan keadaan masyarakat sedang dalam kesulitan ekonomi, belum jaminan partai yang memiliki visi, misi bagus dipilih masyarakat atau malah kebalikannya dan yang sangat ditakutkan adalah politik uang yang akan marak pada saat pemilihan umum nanti hal ini dikarenakan pandemi belum ada tanda-tanda berakhir dan sepertinya kan membutuhkan waktu masih lama, yang kedua kondisi masyarakat daya belinya rendah karena kelesuhan ekonomi sehingga ada kemungkinan siappun partai yang memberi keuntungan secara pribadi akan menjadi pilihannya bukan berdasarpada kualitas partai dan kualitas SDM.
Siapapun yang menang tahun 2024 adalah yang terbaik dan kita perlu mendukungnya karena semua partai politik semua tujuannya sama adalah membawa negara kita lebih baik. Kalaupun ada yang bermasalah hukum dengan  KPK, Kejaksaan dan Polisi dalam perkara pidana itu hanya minoritas tidak mewakili secara keseluruhan. sejahteralah Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H