Salam sejahtera selalu buat kita semua semoga diberikan kesehatan dan selalu dimudahkan segala urusannya dimanapun berada. terimakasih kepada kompasiana yang telah memberikan kesempatan pada kolom ini untuk berbagi sedikit ilmu untuk kemanfaatan bersama.
Plagiarisem adalah perbuatan yang sangat tercela bahkan merupakan dosa besar bagi akademisi yang melakukan flagiarisme dan banyak kasus ditanah air yang mencuat kasus flagiarisme yang dilakukan oleh akademisi yang pada ujungnya adanya pembatalah atau tidak diakuinya karya ilmiahnya ada beberapa definisi dan ruang lingkup flagiarisme seperti Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 dikatakan: “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan:“Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri”.
Menurut Oxford American Dictionary dalam Clabaugh (2001) plagiarisme adalah: “to take and use another person’s ideas or writing or inventions as one’s own” Menurut Reitz dalam Online Dictionary for Library and Information Science plagiarisme adalah : “Copying or closely imitating take work of another writer, composer etc. without permission and with the intention of passing the result of as original work”.
pada saat ini plagiarisme menjadi perhatian dalam dunia pendidikan hampir setiap kampus menerapkan batas maksimal plagiarisem yang masih ditoleransi tergantung kebijakan kampus masing masing seperti untuk S1 rata-rata dibawah 20 % dan pasca sarjana rata-rata dibawah 15 % tetapi kebijakan ada dimasing-masing kampus. permasalahan yang sering terjadi dikalangan mahasiswa dan dosen kadang tidak melakukan plagirisme tetapi saat dicek nilai plagiarisme yang sangat tinggi bahkan dibeberapa kasus mahasiswa angka plagiarisemenya diatas 30% padahal mereka betul betul menyusun sendiri.
ada banyak faktor yang menyebabkan angka plagirisme tinggi padahal kita merasa menyusunnya / membuatnya sendiri berikut beberapa penyebab angka plagiarisme karya ilmiah tinggi.
yang pertama menggunakan cek plagiarisem gratis secara online memang secara biaya lebih murah dan lebih cepat tetapi berdasarkan pengalaman kurang baik kualitas hasilnya sehingga disarankan menggunakan cek plagirisme yang berbayar sekarang bisa dibilang sangat murah ada yang paket satu minggu, bulanan bahkan tahunan tergantung buget yang dimiliki. cek plagiarisem berbayar sangat membantu kita dalam menangani plagiarisem karena hasilnya lebih mendetail.
saya menyarankan jangan menggunakan jasa cek plagiarisem hal ini takutnya cek plagiarismenya menggunakan type repository karena ada kekawatiran disalah gunakan dimana naskah karya ilmiah kita akan tersimpan dipengelola jasa plagiarisme takutnya disalah gunakan.
yang kedua adalah kita salah dalam menyusun kutipan, sitasi karya orang lain, atau mengutip teori dari buku sehingga memahami dalam membuat kutipan / sitasi sangat mutlat dikuasi oleh para mahasiswa dan akademisi karena salah dalam mengutip maka mengakibatkan nilai plagiarisme kita tinggi. kemudian kandang kita salah membuat daftar pustaka dari mulai penyusunan ataupun menulis nama pengarang sehingga memahami sistematika penulisan karya ilmiah itu sangat penting.
yang ketiga memang kita mengambil kutipan itu secara utuh 100% dari sumber referensi misalkan kita ambil di jurnal atau buku panduan skripsi biasanya terjadi pada Bab metodelogi penelitian dan hasil penelitian baik sarjana maupun pasca sarjana memang tidak bisa dipungkiri pasti sudah ada puluhan juta karya ilmiah menggunakan teori yang sama dan pembahasan yang sama sehingga solusinya adalah memahami isi kadungan palagrapnya lalu kita terjemahkan dengan kata-kata sendiri tanpa menghilangkan iti dari isi pembahasannya. misal dari deduktif ke indutif lalu kita rubah dari induktif ke deduktif biasanya bisa menjadi solusi buat kita.
yang kempat dan yang terakhir cobalah dalam cek plagiarisme terutama untuk jurnal-jurnal internasional apalagi yang Q3 keatas ceknya perhalaman jangan secara keselurah secara langsung itu sangat memudahkan kita dalam mengatasinya dan tidak membuat kita semakin bingung.