Mohon tunggu...
Rumeta Floriansari Iriawan
Rumeta Floriansari Iriawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hai there !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Revolusi Hijau dan Penggunaan Bahan Alternatif Ramah Lingkungan dalam Konstruksi Bangunan di Indonesia

22 Oktober 2024   13:29 Diperbarui: 22 Oktober 2024   13:53 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Namun, peluang untuk pengembangan inisiatif hijau sangat besar, terutama dengan meningkatnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Program pendidikan dan pelatihan juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam penggunaan bahan alternatif.

Dampak terhadap Lingkungan Sekitar 

Penggunaan material ramah lingkungan dalam dunia konstruksi bangunan memiliki berbagai dampak positif, antara lain :

  1. Pengurangan Emisi Karbon

Dengan mengurangi penggunaan semen dan memanfaatkan material daur ulang, emisi karbon dari proses konstruksi dapat diminimalkan. Material ramah lingkungan, seperti bambu atau beton daur ulang, seringkali memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan material konvensional, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

  1. Peningkatan Keberlanjutan

Penggunaan material ramah lingkungan mendukung upaya keberlanjutan dengan mengurangi dampak negatif konstruksi terhadap lingkungan dan mengonservasi sumber daya alam untuk generasi mendatang.

  1. Pelestarian Ekosistem

Dengan pendekatan yang cermat, dampak negatif terhadap ekosistem di sekitar lokasi pembangunan bendungan dapat dikurangi, termasuk penurunan risiko polusi dan perubahan ekosistem air.

Revolusi Hijau di Indonesia membuka jalan bagi perubahan yang lebih berkelanjutan dalam sektor konstruksi. Dengan mengadopsi bahan alternatif ramah lingkungan, industri konstruksi tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Melalui kolaborasi antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat, masa depan konstruksi di Indonesia dapat menjadi lebih hijau dan berkelanjutan. 

Penggunaan material ramah lingkungan dalam konstruksi bangunan, seperti yang diterapkan pada Bendungan Shihmen di Taiwan, merupakan langkah penting menuju pembangunan yang berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, manfaat lingkungan dan keberlanjutan dari bahan-bahan ini dapat dioptimalkan, dan dampak negatifnya dapat diminimalkan. 

Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berguna bagi para profesional di bidang konstruksi untuk mengadopsi praktik-praktik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam dunia konstruksi Indonesia, demi masa depan yang lebih baik dan lebih hijau.

Dengan adanya referensi konsep dan teori yang telah diterapkan dalam beberapa studi kasus, diharapkan kedepannya Indonesia dapat menerapkan teknologi tersebut untuk menunjang pembangunan berkelanjutan, tentunya dengan mempertimbangkan dari sisi kelayakan projek dan sumberdaya yang dimiliki.

Sumber Bacaan 

Billy M Ramadhan, I. G. (26 Agustus 2021). PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN PADA. Rekayasa Lingkungan Terbangun Berbasis Teknologi Berkelanjutan.

go.id, D. (2024). Penggunaan Material Ramah Lingkungan dalam Konstruksi Bendungan Beton. https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/1284/penggunaan-material-ramah-lingkungan-dalam-konstruksi-bendungan-beton#.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun