Mohon tunggu...
Rumaysha Latifah
Rumaysha Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

butuh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Film

Vina: Sebelum 7 Hari - Antara Misteri dan Keadilan yang Tertunda

5 Juni 2024   09:13 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:34 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Vina: Sebelum 7 Hari. Tribun News

Setelah membaca berita di berbagai laman sosial media mengenai berita tentang kasus vina, dan penayangan film ini terdapat pro dan kontra anatar sudut pandang seperti yang dikatan oleh Produser dan CEO Dee Company, Dheeraj Kalwani, pada penayangan film ini tentunya akan menimbulkan pro dan kontra namun ia merasa ada pesan penting yang ingin disampaikan melalui film ini.  Namun saya akan memberikan gambaran sebagai sudut pandang terkait film vina dan eksploitasi penyitas kekerasan seksual.

Film "Vina: Sebelum 7 Hari" bukan hanya dokumenter biasa. Film ini hadir di tengah-tengan kehidupan kita bak membuka kembali kotak hitam, menguak luka lama kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016. Munculnya film ini memicu reaksi beragam, namun satu yang tak terbantahkan adalah "Vina" menjadi pengingat tentang pentingnya mengungkap kebenaran dan menegakkan keadilan.

Penayanagn film vina  ini tak sekadar mengambarkan kronologi kelam. Sutradara mengajak para penonton ikut serta untuk memecahkan misteri tenatng kasus pembunuhan vina. Melalui  potongan-potongan kisah dan kesaksian dari berbagai pihak, penonton diajak berpikir kritis, menganalisis, dan mencari benang merah di balik kejanggalan yang selama ini mungkin tertutup rapat mengenai kasus pembunuhan vina ini.

Diman  Film "Vina: Sebelum 7 Hari" menjadi pengingat tegas bahwa keadilan di negara ini harus ditegakkan dan diperjuangkan. Para pelaku kejahatan pembunuhan  ini harus dihukum setimpal yang sesuai dengan perbuatan mereka. Film ini menjadi sorotan terhadap sistem penegakan hukum dinegara kita yang terlihat lambat dan berbelit-belit. Dengan adanya film ini, diharapkan  masyarakat semakin sadar untuk terus mengawasi jalannya proses hukum agar keadilan bagi Vina dan Eki segera terwujud.

          Namun sudut pandangan saya mengenai penanyangan film vina banyak sisi negatif nya dimana dengan penayangan film ini. Dimana terlalu jelas dalam menampilkan beberapa adegan kekrasan seksual yakni tentang pemerkosaan dan penganiyaan, yang dapat menimbulkan trauma, rasa takut apalagi bagi para korban kekerasan diluar sana. Dalam penayangan film ini jika penonton tidak bisa berfikir secara rasional maka akan berdampka pada psikologis. 

Dengan ditanyangkan adegan-adegan kekrasan seksual dapat menimbulka trauma dan rasa cemas. Dan dampak lainya adalah Dapat menimbulkan sikap diskriminasi terhadap perempuan yang memunculkan sikap benci. Yang ditunjukan dalam film menggambarkan bahwa kondisi perempuan sebagai korban yang lemah tak berdaya yang mejadikan stigma memperparah diskriminasi terhadap perempuan. 

Dengan penanyanagn film ini dapat membuka luka lama bagi keluarga korban, dimana posisi keluarga korban sudah berusaha menerima takdir namun harus mengingat kembali kejadian tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun