Mohon tunggu...
Rumanintya Lisaria Putri
Rumanintya Lisaria Putri Mohon Tunggu... Ilmuwan - Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN)

Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Halal Tourism Ramah Muslim Berbasis Integrated Digital System

23 Juli 2022   07:36 Diperbarui: 23 Juli 2022   07:39 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pariwisata halal (halal tourism) terus berkembang dan bahkan menjadi sesuatu yang cukup penting bagi industri pariwisata. Hal ini terjadi karena pertumbuhan permintaan adanya pariwisata halal (halal tourism) terus meningkat. Namun pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar terhadap sektor pariwisata sehingga menghentikan pertumbuhan jumlah wisatawan dan tujuan wisata halal. Harapan wisata halal selain ramah muslim juga ramah gender,  terdapat sarana peribadatan yang ramah gender di setiap sudut tempat wisata, dan adanya dinding pemisah wisatawan lelaki dan perempuan. Indonesia masih belum memberikan label ramah muslim sekaligus ramah gender pada setiap wisata halal (halal tourism). Ramah gender diperlukan untuk kesetaraan gender. Kesetaraan gender merupakan pesoalan pokok suatu tujuan pembangunan yang memiliki nilai tersendiri. Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Pariwisata Halal ramah muslim berbasis sistem digital terintegrasi (Integrated Digital System)” yang dapat diterapkan oleh pemerintah untuk memenuhi kepuasan dan loyalitas wisatawan, serta dapat dijadikan model bagi negara-negara lain di dunia.Sistem digital terintegrasi (Integrated Digital System) bekerja melalui suatu aplikasi yang berisi informasi lengkap tentang tempat dan nama wisata halal; bukti sertifikasi halal; ketersediaan makanan halal; cara/proses hingga makanan tersebut disajikan; hotel/resort halal; ketersediaan tempat ibadah; semua hal terkait ramah gender; dan lain-lainnya,  yang terhubung langsung antara masing-masing tempat wisata halal dengan Dinas Pariwisata. Sistem tersebut diharapkan mampu mempermudah wisatawan dalam mencari informasi wisata halal dan tidak ragu terutama dalam hal makanan halal dan tempat-tempat yang ramah gender. Konsep Integrated Digital System sebagai dukungan dalam branding halal tourism ramah muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun