Tema yang saya ambil kali ini adalah tentang wawasan nusantara yang sebagaimana kalian tahu bahwa wawasan nusantara merupakan cara berpikir seseorang atau suatu bangsa dalam menilai kekayaan alam dan budaya yang mencangkup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya maupun agama. Cobalah berpikir sejenak dan renungkan, apakah kita sebagai warga negara sudah melestarikan kebudayaan bangsa tercinta ini? Apa akibatnya kalau kebudayaan tersebut dirampas oleh bangsa lain? Menyesal? Sungguh tiada berguna penyesalan itu bung..
Sebagian besar warga kita hanya mementingkan perkembangan jaman tanpa melihat warisan negara yang sebenarnya sangat kaya akan budaya. Budaya Indonesia diacuhkan, dinilai karena itu sudah ketinggalan jaman. Pengutip kalimat tersebut biasanya perwakilan dari mereka kaula muda yang menganggap bahwa trend dunia atau selebritas luar negri lebih penting daripada melestarikan budayanya sendiri. Banyak sekali budaya Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain dan itu adalah suatu keunggulan, dari mulai makanan khas, pakaian maupun tarian.
Warga yang mewarisi budaya tersebut pun sangat minoritas jumlahnya. Kebanyakan mereka bisa dibilang dari kalangan nenek kita dan menetap di suatu pendesaaan atau perkampungan. Kebudayaan Indonesia sangatlah banyak dan tidak sedikit yang hampir punah maupun dirampas oleh negara tetangga. Sebut saja negara tersebut adalah Malaysia. Sekitar 21 kebudayaan Indonesia yang di-klaim bahwa itu adalah milik mereka.
Mereka sangat pintar dalam memanfaatkan keadaan dimana banyak orang Indonesia yang tidak begitu peduli dengan kebudayaannya sendiri. Dengan begitu, Malaysia dapat dengan mudah mengambil kebudayaan tersebut. Disini ada unsur kelalaian masyarakat Indonesia yang lebih mementingkan budaya asing tanpa melirik budayanya sendiri. Kita tidak bisa menyalahkan Malaysia begitu saja karna peristiwa tersebut bukan semata-mata salah Malaysia tapi termasuk kesalahan daripada masyarakat Indonesia.
Semenjak kejadian tersebut Indonesia mengalami kepanikan luar biasa. Tapi apa boleh buat, kalau dipikir-pikir ko agak aneh juga sejak semua baik-baik saja, warga Indonesia anteng tapi semenjak Malaysia meng-klaim budaya tersebut miliknya banyak sekali yang angkat bicar sampai-sampai mencaci maki negara jiran tersebut dengan tidak etis, kemana saja saat hal tersebut belum terjadi bung..
Kasus bermula dari iklan pariwisata Malaysia yang mempertontonkan Tari Pendet untuk menarik minat wisatawan pada tahun 2009. Iklan ini sebagai promosi “Malaysia Truly Asia”. Promosi itu ditayangkan di program Discovery Channel berjudul Enigmatic Malaysia. Disinilah para penari asal Bali yang membawakan tarian Pendet muncul. Belakangan, iklan tersebut menuai berbagai argumen pedas. Malaysia dituding sedang memakai tarian adat milik masyarakat Bali itu tanpa izin.
Masalah menjadi semakin memanas ditambah pemberitaan media massa yang besar-besaran. Yang seolah-olah menjadi suatu tamparan untuk bangsa Indonesia. Dan tamparan itu sudah berulangkali dilakukan. Sampai saat ini pemerintah Malaysia tidak meng-klaim bahwa itu budaya negeri mereka tapi tidak pula mencabut iklan tersebut. Mungkin ini hanya bisa dijadikan suatu contoh untuk tidak ada lagi kejadiaan yang serupa. Kita petik hikmah nya dan mari lestarikan budaya bangsa kita..
Salam UG
2EB05
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H