[caption caption="www.rumah-yatim.org"][/caption]Rumah Yatim Bali, Semua orang memiliki cita-cita menjadi apa yang diinginkan. Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu cita-cita adalah sebuah tujuan hidup.Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.
Sebagai seorang pendidik tentunya kita memiliki cita-cita menjadi guru teladan bagi setiap murid-muridnya. Bukan hal mudah jika kita hanya memiliki niat saja untuk menjadi guru teladan tapi memerlukan niat,usaha, dan kerja keras . Dalam pencapaiannya,kita perlu inovasi-inovasi, tekad serta didasari fondasi yang teguh. Dimulai dengan kita memiliki impian , tapi bukan sekedar impian belaka. Impian yang membuat kita mengaplikasikan kepada peserta didik kita nantinya. Yang dapat membuat peserta didik kita memiliki impian dan cita-cita bagi masa depannya kelak.
Acara yang di gelar bersamaan dengan Program Santunan pada hari minggu (28/2) dengan menampilkan performance anak-anak asuh non mukim cabang bali merupakan hasil dari serangkaian proses smart education yang di gelar di gedung pppa rumah yatim cabang bali. Beberapa performance yang ditampilkan mulai dari seni bali, kemampuan berbicara bahasa inggris, bahasa jepang. Fajar selaku kepala cabang Rumah Yatim Bali menuturkan ‘’ ada 60 anak yang saat ini ikut pembelajaran, yang setiap harinya dibagi 2 sesi dari pagi jam 09.00 dan siang jam 14.00’’ tuturnya.
Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah angan-angan belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai angan-angan belaka maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H