Mohon tunggu...
Rumah Yatim Official
Rumah Yatim Official Mohon Tunggu... -

Rumah Yatim adalah organisasi sosial tingkat Nasional yang bergerak dalam pengasuhan dan pengelolaan anak-anak yatim dan dhuafa. Mengawal mereka menuju masa depan yang lebih gemilang di tengah kesulitan dan ketidakberdayaan karena kehilangan orang tua dan himpitan kemiskinan merupakan misi dan amanah Rumah Yatim. Setelah delapan tahun berkiprah, saat ini RY telah mengelola dan memberdayakan 12.000 anak-asuh yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Sebagai organisasi sosial yang amanah, transparan dan profesional, selama 7 tahun kami senantiasa mengadakan audit keuangan independent dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Alhamdulillah kini keberadaan Rumah Yatim semakin dirasakan oleh masyarakat Indonesia, terbukti dengan banyaknya jumlah anak-anak yang dikelola dan diberdayakan serta bertambahnya jumlah donatur dari tahun ke tahun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Arwani, Kakek yang Berumah Gubuk Spanduk Bekas

7 Juni 2017   15:22 Diperbarui: 7 Juni 2017   15:25 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibalik kondisi perekonomian dan fisik yang serba kurang, ada sikap istimewa yang membuatnya dihargai banyak orang. Adalah Arwani, laki-laki paruh baya yang sudah puluhan tahun hidup di bawah garis kemiskinan ini tidak memanfaatkan kondisinya dengan menjadi seorang peminta-minta.

Setiap pagi, dengan gigihnya Arwani berjalan kaki puluhan kilo mendorong gerobak butut sembari memungut barang-barang bekas yang bisa dijual. Tempat pertama yang disambangi Arwani adalah asrama Rumah Yatim Tanjung Karang, setiap pagi anak asuh dan Weli selaku kepala asrama selalu melihat Arwani sedang memilah sampah kering.

arwani3-5937b7a113ed2c30f34409e2.jpg
arwani3-5937b7a113ed2c30f34409e2.jpg
Sembari memberikan nasi kotak pemberian dari donatur, Weli mengajak Arwani untuk berbagi cerita. Arwani pun bercerita bahwa ia tinggal di gubuk berbahan dasar triplek dan spanduk bekas bersama seorang istri dan dua anak yang masih dibawah umur. "kalau sedang hujan deras, saung kami suka bocor," kata Arwani ketika mengobrol dengan Weli

Arwani yang berpenghasilan Rp. 20.000/hari ini belum bisa memperbaiki gubuknya, ia hanya bisa menguatkan keluarganya agar selalu bersabar.

arwani-5937b7963c77c51f4c0f92e2.jpg
arwani-5937b7963c77c51f4c0f92e2.jpg
Sebenarnya Arwani mempunyai tiga orang anak, anak pertamanya yang masih berusia 18 tahun sudah dua tahun merantau ke Jakarta untuk memperbaiki nasib, namun sampai sekarang belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya tersebut. anak kedua dan ketiga  Arwani yang masih berusia 16 tahun dan 14 tahun tidak dapat melanjutkan sekolahnya, disebabkan faktor ekonomi.

Mendengar cerita tersebut, timbulah empati Weli untuk membantu meringankan penderitaan Arwani beserta keluarga. Supaya Arwani bisa mendapatkan santunan dari Rumah Yatim, Weli pun menginstruksikan agar besok pagi Arwani membawa beberapa persyaratan seperti fotokopi kartu keluarga , kartu tanda penduduk dan surat keterangan tidak mampu ke asrama.

Esok paginya, Arwani mendatangi asrama sembari membawa persyaratan tersebut. Betapa tertegunnya Arwani ketika melihat Weli membawa dan  memberikan santunan paket sembako kepada dirinya. " terima kasih pak, semoga Allah membalas semuanya," ujar Arwani terharu

Selain Arwani, Weli pun memberikan santunan kepada 3 pemulung lain yang biasa memilah sampah asrama di sore dan malam hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun