[caption caption="www.rumah-yatim.org"][/caption]45 anak asuh disiapkan oleh Rumah Yatim Arrohman Indonesia untuk ujian SNMPTN. Persiapan itu berupa bimbingan belajar yang dilaksanakan ditiap cabang dengan modul yang disediakan, ada 25 anak asuh di Area Jawa Barat yang secara rutin tiap minggunya belajar di gedung PPPA Jawa Barat dan 20 anak asuh yang tersebar di cabang Rumah Yatim di Indonesia, di bimbing langsung oleh kepala asramanya masing-masing.
Ke 45 anak asuh tersebut terdiri dari kelas 11 dan kelas 12 yang sudah mulai dipersiapkan untuk kuliah di jurusan yang sesuai dengan minat bakat mereka. Agar sesuai dengan tujuan yakni membantu mempersiapkan UN dan masuk ke PTN pihak dierektorat pendidikan Rumah Yatim mengadakan evaluasi secara berkala dengan konsultasi personal.
Dimana konsultasi personal ini berupa 3 cara evaluasi efektif untuk mengetahui kemampuan anak asuh yang mengikuti bimbel diantaranya:
Yang pertama, psikotest. Untuk mempermudah tim pendidikan mengunakan test pskologi online yakni ST 30 milik Babah Rama, dengan itu pihak Rumah Yatim dapat mengetahui minat dan bakat peserta bimbel, selain itu direktorat pendidikan pun bekerjasama dengan direktorat KYD Rumah Yatim yang menggunakan jasa psikolog,darinya diketahui, nilai kemampuan anak secara IQ dan hal lainnya.
Kedua, yakni try out yang dilakukan secara berkala, pada saat try out anak diarahkan untuk memilih jurusan yang mereka inginkan dan disesuaikan dengan passinggrade jurusan dan kampus yang tertertera di lembar jawaban.
“Dari hasil try outnya kita bisa lihat, mencapai gak target tersebut atau passinggrade tersebut, kalau mencapai dia bisa lolos, kalau enggak bearti dia tidak lolos, jadi untuk mengetahui perkembanganya kita lihat lagi kedepanya dan jika enggak terus kita ngasih saran kepada si anak dengan memberikan saran mengganti jurusan sesuai dengan minta bakat mereka.” ujar ucu Ina marlina, Manajer Pendidikan Non Formal Rumah Yatim
Saran tersebut dikemas dalam metode wawancara yang membahas hasil try out yang sudah dilaksanakan. dari hasil itu pihak manajemen pun memberikan saran dan nasehat berupa motivasi kepada anak-anak agar mereka bisa menentukan arah jurusan yang akan mereka pilih selanjutnya dan agar mereka meningkatkan ritme belajar mereka.
“Alhamdulilah dari ketiga cara tersebut minimalnya kita bisa mengarahkan kearah mana kuliah mereka yang disesuaikan dengan kebijakan yang kita keluarkan tentang jurusan dan kampus mana yang tepat mereka pilih“ ujar Ina
Selama proses evaluasi tersebut Ina menyimpulkan ada sekitar 40% anak asuh yang layak dan pantas untuk melanjutkan kuliah sesuai dengan jurusan, kampus serta minat dan bakat yang mereka miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H