Mohon tunggu...
Awaluddin MADJID
Awaluddin MADJID Mohon Tunggu... -

yang mencoba terus untuk menulis ..\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayoo Naak

1 November 2011   11:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:12 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang kita selalu mengambil kesimpulan terhadap suatu kejadian, tanpa menelaah apa masalah yang sebenarnya. Yang paling parah kesimpulan tersebut dijadikan sebuah putusan tanpa melihat apa yang sebenarnya terjadi, mungkin contoh yang ada di bawah ini dapat menjadi cermin kita semua, terutama diri saya. Semoga saja....

######
Di sebuah Mesjid, di komplek perumahan yang sederhana, sedang dibagikan paket untuk yatim piatu. Saat itu baru saja sholat dhuhur, dan acara baru saja dimulai, suasananya sedang ramai ramainya. Baik panitia pembagian santunan untuk yatim piatu yang juga sekaligus pengurus dewan kemakmuran mesjid dan anak anak yatim yang jumlahnya seratus lima puluh, belum lagi undangan lainnya. Tengah ramainya suasana, tiba tiba ada dua anak, yang selalu bikin ramai dan kisruh. Yang satu berumur tujuh tahun, yang satunya lagi berumur sebelas tahun. Keduanya merupakan kakak beradik. Yang kecil selalu berteriak teriak, dengan suara yang kencang dan memekakan telinga, siapa saja yang dekatnya tidak peduli muda atau tua , diteriaki. Sedangkan yang tua, selalu memukul – mukul orang yang ada disekelilinginya. Sehingga menimbulkan kemarahan anak anak sebayanya, bahkan orang orang tua yang ada disekelilingnya.

##########
Akhirnya, salah satu panitia diminta untuk menjaga kedua anak tersebut, untuk diam. Sehingga tidak mengacaukan perhelatan anak yatim, dan panitia sebenarnya juga tidak tahu, darimana anak itu berasal, dan itu juga telah dicoba ditanyakan kepada anak anak yang ada di mesjid dan orang tua yang lainnya. Tetap saja tidak ada yang tahu. Dan panitia yang menjaganya juga merasa kekesalan dan kelelahan, setelah ditenangkan, anak – anak itu akan tenang, sepuluh menit kemudian anak – anak itu membuat ramai lagi. Dan begitu seterusnya sampai berkali – kali, yang membuat kesal semua.
Sang Panitia yang menjaga anak tersebut, berkata pada dua anak tersebut “
“ Kamu, jangan ribut ya!!!. Kalau ribut nanti saya pukul”
“Kenapa saya harus dipukul Pak , apa salah saya “ ujar anak yang tertua.
“Loo…kamu ribut, mengganggu suasana. Diam Kamu !!!, mau saya pukul ? “
Datanglah sang Ketua DKM, berkata pada penjaga anak anak itu,
“Pak, jangan keras seperti itu. Kalau kita keras, ia semakin keras.Namanya juga anak anak, kita yang harus memahami dunia anak anak “
“Ia Pak.Kalaupun raut wajahnya menunjukkan kekesalan, dan matanya melotot pada kedua anak itu “
##########
Setelah semuanya kesal pada anak anak itu kecuali sang ketua DKM, akhirnya datang seorang tua paruh baya, yang umurnya kira kira lima puluh lima tahun, yang sedang mencari anak anak yang hilang. Setelah orang tua tersebut melihat kedua anak tersebut, akhirnya ia minta ijin pada panitia, untuk mengambil anak tersebut dan menjelaskan kepada panitia, bahwa kedua anak tersebut adalah cucunya, yang bernama Andi dan Anda. Dan keduanya baru saja kehilangan ibunya, makanya mereka bersifat agresif. Seperti tidak menerima keadaan terhadap meninggal ibunya yang akhirnya mereka menjadi anak yatim piatu seteralh beberapa tahun kemudian sang ayah sudah mendahului ibunya. Keduanya lari dari rumah untuk melupakan kejadian tersebut. Setelah panitia dan yang lainnya tahu, maka anak anak tersebut diajak bermain, bahkan ada yang membawakan mainan untuk anak anak tersebut, sehingga mereka tidak ribut lagi dan dengan riangnya bermain dengan tidak mengganggu yang lainnya. Dan akhirnya pembagian paket untuk anak yatim berjalan dengan lancar. Sehingga tidak ada bahasa ‘JANGAN RIBUT NAAAK”, yang ada adalah “AYO NAAK”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun