Mohon tunggu...
Any Erdeuny
Any Erdeuny Mohon Tunggu... -

=Do the Best and God will do that=

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Orang Cinta Busway

30 Maret 2011   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan Jakarta sekarang ini kerap di sandingkan dengan macet dan polusi. Bagaimana tidak, ibu kota menjadi satu-satunya tempat mengadu nasib. Puncak urbanisasi setiap tahunnya meningkat, tak hanya itu berbagai jenis alat transportasi pun seolah tak mau kalah dengan pertambahan jumlah penduduk. Bahkan perkiraan sang ahli di tahun 2020 Jakarta akan macet total, karena jumlah alat transportasi yang terus meningkat.

Saya sebagai salah satu kaum urban yang katanya membebani Jakarta sebenarnya tak ingin berlama-lama hidup di kota metropolitan ini. Hanya saja seperti anda, saya memiliki impian di kota ini. Pantas hingga akhirnya saya menamakan kota metropolitan ini sebagai kota impian. Selagi impian itu menjadi real, rasa-rasanya walau semua warga Indonesia pindah ke Jakartasaya kan tetap disini. Anda juga bukan ? Terlebih ada study yang harus di selesaikan, ada anak dan istri yang menunggu jatah makan.

Berbicara tentang tata kota yang acap kali selalu disalahkan memang tak akan ada selesainya. Selain karena hal itu kenyataannya, tindakan dari pemerintah sampai saat ini juga terasa masih jauh dari apa yang kita harapkan. Hampir separuh bahkan lebih hidup kita selama di Jakarta di habiskan di jalan. Macet satu sampai dua jam sudah hal yang sangat biasa. Tapi apakah kita pernah menghitung berapa waktu yang kita habiskan untuk main kereta-keretaan dengan kendaraan lain di jalan raya. Jika dua jam perhari kita terjebak macet maka seminggu kita kehilangan waktu 14 jam, sebulan 420 jam atau sama dengan 17, 5 hari, setahun ? lalu bagaimana jika setiap harinya lebih dari 2 jam kita ‘menikmati’ macet ?

Pemerintah DKI pun tak diam saja, dengan anggran milyaran rupiah di buat lah sarana transportasi yang baru yakni Trans Jakarta atau yang lebih sering kita dengar dengan sebutan busway. Tujuan di buat busway tentu untuk mengurangi kemacetan. Ia di buat begitu cantik dengan fasilitas AC, shelter dan portal jalan tersendiri, berharap pengendara kendaraan pribadi baik roda dua atupun roda empat beralih naik busway. Di shelter-shelter terpajang, Mengapa anda harus cinta busway ? jawabannya tentu karena tak ada sarana transportasi lain senyaman dan semurah busway. Dikatakan murah karena sejauh mana pun shelter yang akan anda tuju selagi tak keluar dari area shelter anda tak perlu menambah ongkos.

Memang, situasi nyaman tersebut sempat dirasakan pecinta busway di awal-awal kemunculannya. Semakin kesini rupanya fans busway semakin bertambah, semua orang cinta busway hingga membludaklah penumpang di setiap shelter busway.Portal jalan yang khusus disediakan pun tak jarang direbut paksa kendaraan lainnya hingga macet kembali menjadi bagian dari hidup kita. Saya pecinta busway nomor wahid sebenarnya ingin selingkuh dengan kendaraan lain tapi apa daya hanya busway sarana transportasi di Jakarta yang sedikit lebih baik dari yang lainnya. Menulis kalimat itu sebenarnya hati saya miris. Yang lebih baik saja begitu, apalagi yang lainnya ?

Macet di kendaraan sudah lumrah, macet manusia di shelter dengan sejuta wewangian pengocok perut rasanya sejuta kali lebih mengerikan. Bagaimana tidak, saya lebih sering tenggelam karena bisa menunggu giliran busway sampai berjam-jam. Dan fakta yang saya temukan di jalan, mengatur kemacetan orang lebih sulit daripada kendaraan. Egoisme merajai hati dan kepala manusia, semua ingin lebih dulu naik dan secepat mungkin sampai di tempat tujuan.Pantas jika akhirnya Jakarta menjadi kota dengan tingkat stress paling tinggi di Indonesia.

Masih berharap cinta anda tak bertepuk sebelah tangan dengan kendaraan ini ?

Rasanya mustahil, karena bukan anda dan saya saja yang mencintai busway. Semua orang cinta busway, dan entah siapa seharusnya yang mengalah. Saya atau anda semua ? Hmmm, yang pasti manajemen dari bus transjakarta itu sendiri yangharus mulai bebenah, menambah dan memperbaiki fasilitas yang sudah anda. Salah sendiri menginginkan semua penduduk Jakarta cinta busway, harus tanggung jawab dong!

(Any)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun