Mohon tunggu...
Rumah Shine
Rumah Shine Mohon Tunggu... profesional -

Mensosialisasikan pola asuh dan pola komunikasi yang sehat dalam keluarga serta pemberian dukungan bagi keluarga-keluarga yang bermasalah. Bila membutuhkan bantuan untuk konsultasi masalah keluarga, silakan email kami di rumahshine@gmail.com atau cek web kami www.rumahshine.org

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit ragu-ragu: Obsesif Kompulsif

24 Juni 2011   05:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:13 5288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah bertemu dengan seseorang yang selalu mencuci tangan berulang kali? Atau orang yang selalu memeriksa jendela dan pintu berulang kali sebelum tidur? Mungkin kita bertanya mengapa ada orang yang suka mencuci tangannya belasan kali padahal tangannya sudah bersih?Mengapa juga ada orang yang selalu memeriksa jendela dan pintu berulang kali padahal sudah jelas terkunci dengan rapat?

Menurut penelitian, perbuatan berulang-ulang ini biasanya disebut sebagai gangguan obsesif-kompulsifatau penyakit ragu-ragu. Gangguan ini timbul atau erat kaitannya dengan rasa cemas yang berlebihan.

Ada beberapa perilaku lain yang berhubungan dengan gangguan obsesif-kompulsif, antara lain:

1.Suka menimbun barang-barang kesenangan di rumah walaupun rumah tersebut sudah penuh dengan barang-barang.

2.Memeriksa alarm mobil berulang kali untuk memastikan apakah sudah dinyalakan atau belum

3.Menghindari orang yang dianggap bisa menyerang pribadinya

4.Menghitung sesuatu secara berulang kali

5.Suka kerapian. Kalau sedikit saja berantakan, dia mulai sibuk, membersihkan ini dan itu sampai kelihatan benar-benar rapi. Kalaupun sudah jelas rapi, di pikirannya selalu saja terlintas melakukan beres-beres.

6.Sangat perfeksionis. Sehingga terkadang menghambat penyelesaian tugas

7.Suka untuk mengulang kata, gerakan,kelakuan atau kesenangan tertentu.

8.Takut salah dalam bertindak.

9.Takut tidak diterima oleh orang lain atau takut melukai perasaan orang lain, dll.

Lalu apa yang sebenarnya mereka rasakan  sehingga mereka melakukannya secara berulang-ulang?

Menurut dokter Irmansayah, psikiater dari RSCM, Jakarta. “ Seperti halnya halusinasi, orang lain tak akan bisa memahami mengapa seseorang  merasa harus mencuci tangannya hingga berkali-kali. Karena begitulah otak mereka “menyuruh”nya. Mereka akan melakukannya. Penderita akan merasa lega setelah  melakukan perintah otak dan sebaliknya akan merasa semakin cemas jika tidak melakukan obsesinya.”

Obsesif menyangkut soal pikiran, bayangan, gagasan, atau impuls-impuls yang menetap (terus-menerus) pada diri seseorang. Sedangkan kompulsif menyangkut tindakan atau pengulangan perilaku dimana seseorang merasa harus melakukannya. (Susan Noelan-Hoeksema, 2004). Ini berarti obsesif dan kompulsif menyangkut pikiran dan tindakan. Obsesif kompulsif menggambarkan peranan dimana seseorang memikirkan sesuatu hal yang ia kehendaki secara terus menerus, atau yang menyebabkan dilakukannya tindakan-tindakan yang bersifat rutin. Tindakannya bersifat irrasional, tetapi tidak dapat dikendalikan. Seperti tindakan mencuci tangan berulang kali. Pikiran-pikiran obsesif dirasakan sangat menyiksa bagi mereka sehingga harus ditindaklanjuti melalui tindakan yang terkadang tidak masuk akal.

Gangguan ini dapat menyerang anak-anak ataupun orang yang baru menginjak dewasa. Gangguan ini sering dimulai ketika seseorang masih dalam usia muda. Puncak usia dari permulaan serangan bagi laki-laki adalah antara 6 hingga 15 tahun dan untuk perempuan adalah dalam usia 20 hingga 29 tahun (Rapoport, 2000). Dalam lingkungan masyarakat, orang dengan gangguan ini dikenal sebagai orang yang sulit untuk berinteraksi dan berelasi dengan orang lain. Sebagian besar orang yang mengidap obsesif kompulsif biasanya tahu apa yang dilakukan kadang tidak masuk akal. Tapi, dengan melakukan tindakan berulang itu, kehawatiran mereka teratasi. Para pengidap gangguan ini sangat sulit untuk menerima pandangan atau saran dari orang lain termasuk keluarga besar mereka.

Obsesif Kompulsif cenderung berubah menjadi gangguan kronis jika tidak segera diobati atau ditangani. Lalu pertanyaannya apakah gangguan ini dapat disembuhkan?Gangguan ini dapat disembuhkan, asalkan penderita atau lingkungan menyadari bahwa orang tersebut mengalami gangguan sehingga yang bersangkutan punya keinginan dan komitmen untuk menjalani proses penyembuhan. Gangguan ini bisa disembuhkan menggunakan obat-obatan yang berfungsi menekan impuls dan menghilangkan kecemasan, di tunjang terapi kognitif behavior untuk melawan hal-hal yang di pikirkan dan belajar mengendalikan tingkah laku. Yang paling penting lingkungan terdekat harus terus memberikan dukungan untuk proses kesembuhan mereka. Sehingga proses ini akan mudah dan membantu pengawasan pasca pengobatan.

Sumber:

Pengantar Psikologi abnormal, DSM IV, Psikologi Abnormal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun