Mohon tunggu...
Rumah Shine
Rumah Shine Mohon Tunggu... profesional -

Mensosialisasikan pola asuh dan pola komunikasi yang sehat dalam keluarga serta pemberian dukungan bagi keluarga-keluarga yang bermasalah. Bila membutuhkan bantuan untuk konsultasi masalah keluarga, silakan email kami di rumahshine@gmail.com atau cek web kami www.rumahshine.org

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kekerasan Terhadap Orang Lansia (Lanjut Usia)

15 Juni 2011   06:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:30 2922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pribadi manusia rentan untuk mengalami kekerasan. Kapan saja, dimana saja, dan tidak memandang status sosial dan juga usia. Orang yang sudah lanjut usia (lansia) juga tidak luput dari kekerasan, bahkan kekerasan terhadap lansia bisa timbul dari orang-orang terdekat seperti anak, menantu bahkan cucu sendiri.

Kekerasan terhadap orang lansia bisa terjadi dalam bentuk fisik, verbal, diabaikan secara emosional (psikologis), dan juga dimanfaatkan. Banyak korban adalah mereka yang sudah rapuh dan hidup mereka tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pelecehanterhadap orang lansia juga bisa dalam bentuk eksploitasikeuangan dalam pengertian menggunakan sumber daya dari orangtua (biasanya dilakukan oleh pasangan dewasa yang tidak mempunyai pekerjaan dan hanya bisa meminta dari orangtua).

Tanda-tanda dan gejala-gejala kekerasan terhadap orang lansia, juga mirip dengan bentuk-bentuk lain, seperti dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga antara suami dengan istri atau orangtua dengan anak.

Dibawah ini beberapa faktor dimana orang yang lanjut usia rentan mendapatkan perlakuan kekerasan dari pelaku.


  • Isolasi sosial dan gangguan mental (seperti Dementia atau penyakit Alzheimer's) merupakan dua faktor yang dapat membuat orang tua lebih rentan terhadap kekerasan. Ketika orangtua mendapatkan penyakit-penyakit usia renta seringkali ditemukan pihak keluarga sendiri yang melakukan kekerasan terhadap mereka dan biasanya mereka ditelantarkan tanpa diberikan bantuan.
  • Korban mungkin benar-benar atau sebagian hidupnya tergantung pada pelaku untuk kebutuhan perawatan sehari-hari, seperti makanan, kegiatan mobilitas, dan akses terhadap dana dan obat-obatan. Dan dalam beberapa kasus, justru pelaku tergantung pada korban untuk tempat tinggal, uang, dan makanan.
  • Hidup dengan seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental seperti kecanduan obat-obatan atau alkohol atau yang sakit mental dapat meningkatkan peluang untuk terjadinya kekerasan.

Berikut ini adalah beberapa cara yang sering digunakan untuk melakukan kekerasan terhadap orang lansia:

1.Kekerasan secara fisik: Kekerasan yang dilakukan sehingga menyebabkan rasa sakit, luka, cacat atau penyakit. Dalam kasus ini, kekerasan dilakukan karena orang yang lansia tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan hanya bisa menerima. Contoh kekerasan yang dialami: dicubit, dipukul, didorong, sampai tindakan pemerkosaan.

2.Kekerasan secara verbal: Kekerasan yang dilakukan dengan mengucapkan perkataan yang menyakitkan sehingga membuat mental orangtua tersebut menjadi lemah dan tidak berharga. Biasanya kekerasan ini berbentuk intimidasi, penghinaan, dipanggil namanya, diperlakukan seperti anak-anak, diancam, ditakut-takuti, dan lain-lain.

3.Kekerasan secara financial (keuangan): Kekerasan ini biasanya tidak menimbulkan tanda-tanda atau gejala. Hal ini sering terjadi pada orang lansia yang mempunyai penghasilan cukup (bisa dari uang pensiun, usaha dagang atau pemberian dari anak-anaknya) dan tinggal dengan anak yang sudah berkeluarga namun tidak mempunyai penghasilan. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, anak ini biasanya akan mengancam untuk tidak akan merawatnya atau mengancam dengan cara-cara tertentu, dan ini bisa berlangsung lama. Bentuk yang lain adalah penyalahgunaan harta para lansia untuk kepentingan orang lain. Misalnya menggunakan uang lansia untuk kepentingan orang lain, sehingga kebutuhan pokok lansia tidak bisa terpenuhi.

4.Kekerasan secara emosional/psikologis: Bentuk kekerasan ini adalah Penelantaran. Contohnya: Tidak lagi memberikan perawatan, meninggalkan lansia sendirian, dilupakan, menghentikan kebutuhan seperti makanan, obat-obatan, pakaian, peralatan mandi, dan lain sebagainya. Jenis lainnya adalah Isolasi. Mereka dilarang untuk melakukan kegiatan rutin, bertemu dan berbicara dengan orang lain. Hidup mereka dibatasi, sehingga membuat mereka menjadi tertekan dan tidak berarti.

Perlu kita ketahui, kebanyakan korban mengalami lebih dari satu jenis perlakuan kekerasan. Beberapa korban mengalami rasa malu, takut, malu, kecemasan, kebingungan, penarikan, dan depresi. Mereka menutup diri dan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain.

Ada banyak cara untuk mengurangi kekerasan terhadap orang lansia. Salah satunya dengan menghormati mereka sebagai pribadi yang membutuhkan perhatian lebih namun tidak berlebihan. Itu bisa dimulai dari diri kita sendiri. Suatu saat nanti kita akan menjadi sama seperti mereka, menjadi lansia. Tentunya kita menginginkan supaya setiap anak, menantu dan cucu-cucu bisa menghormati dan keberadaan kita. Kalau kita ingin diperlakukan demikian, maka kita harus memperlakukan orang lansia yang ada di sekitar kita seperti apa yang ingin kita terima pada saat kita tua nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun