Mohon tunggu...
rumah qurani
rumah qurani Mohon Tunggu... -

Lembaga dgn konsep "membumikan/ merumahkan quran" (mengenalkan Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari) wadah aneka aktivitas dan produk yang menimbulkan kecintaan pada quran u anak, orangtua dan guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Jelas, Ana yang Paling Bener, Antum Semua Sesat!!

10 Oktober 2010   23:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:32 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu, waktu ana di kampung, ana paling sebel sama yang tarawihannya 21 rokaat. Ana udah kasih tau kalo tarawihan itu harusnya 11 rokaat. Ikhwan-ikhwan yang tarwihan bareng ana pada ngotot. Udeh, kita lemparin aja mejid mereka... biar nggak pada tarwihan Ana tadinya mau ngikut, tapi pas dipikir-pikir, babeh ana kan tarwihannya disitu....Ana jadi gak tega. Gimana kalo babe kena?

Pas SMA Ana ikutan eskul rohis. Eh, ternyata yang ane mau lemparin sodara ane sendiri. Ana pikir tarwihan 21 rokaat itu udah luar golongan ana. Ternyata sama-sama NU yah? Ampir aje Ana lemparin sodara ana sendiri.. Alhamdulillah ana jadi tau kalo mereka nggak sesat, cuma beda pendapat aje. Malu ane, ketauan deh ane wawasannya masih sempit Jadi inget Babe. Babe selalu nanya, temen lu Islam apa Muhammadiyah? Ana jadi mikir kalo Muhammadiyah itu bukan islam. Yang penting bukan Muhammadiyah aja, pasti islam Pas ana pindah sekolah ke Bandung, Ana diikutin karisma sama Tante. Babe kan pengen ana lulus ke ITB, jadi kudu sekola di bandung barang dua taunan-lah Di Karisma ana kaget banget. Ada orang Muhammadiyah kok boleh ikutan karisma?? Kudunya kan cuma orang islam yang boleh ikutan, kok Muhammadiyah boleh sih? Suatu hari Mentor Ana nerangin organisasi Islam yang ada di Indonesia. Ana kaget banget waktu Muhammadiyah dan Persis juga termasuk organisasi Islam Ternyata yang selama ini ana anggap bukan Islam, eeh Islam juga. Waktu ana ikutan pengajian SMA, Ana diterangin madzhab-madzhab yagn ada di Indonesia Ternyata bukan cuma sama-sama Islam, Muhammadiyah juga sama-sama Syafii! Pantesan ada nama Muhammad-nya segala! Masya Allah, ternyata ana udah nyebut kafir sama orang yang sama-sama sodara! Teman-teman semua, semakin luas wawasan kita, Insya Allah, kita akan semakin arif menanggapi perbedaan. Bagaikan orang menaiki pohon, atau mendaki gunung, semakin tinggi, semakin luas pula pandangan yang ia dapat. Yang dulu berpendapat bahwa tarawih 21/11 rakaat sesat, setelah menelaah kitab/buku fatwa NU yang lengkap, mengetahui bahwa keduanya diakui. Yang dulu berpendapat bahwa Muhammadiyah sesat, atau selain Liqo PK sesat, setelah belajar organisasi islam Indonesia, akan tahu bahwa Muhammadiyah, NU, PKS sama-sama ormas Islam, madzhab anutannya sama-sama Syafii lagi! Yang dulu berpendapat Maliki, Jafari, Hanafi, Hambali, pokoknya selain Syafii sesat, setelah belajar perbandingan Madzhab, ternyata semuanya ISLAM! Yang dulu berpendapat  selain madzhab yang  5 (yg dipelajari di buku perbandingan Madzhab) sesat,  ternyata mendapati Dzahiri (yang semua hal ditafsirkan dzahirnya saja),  Madzhabnya abu Dzar (yang  menghalalkan  darah orang yang tidak membayar zakat), digolongkan Madzhab yang diterima oleh masyhur ulama. Nyaris tak pernah kita mendengar statement 'Yang jelas, ana yang paling bener, antum semua sesat' Tapi betapa sering kita mendapati statement-statement itu tersembunyi dibalik lisan. Kita rela mengambil kurikulum sekolah dari negara -katakanlah- kafir. Sekolah-sekolah islam, banyak yang mengambil kurikulum dari Amerika, Jerman, Inggris. Tanpa mengetahui bahwa dasar pemikiran yang menjadi landasan kurikulum itu adalah paham materialistis, dimana Tuhan sama sekali tidak diakui. Tapi, kita enggan mengambil pendapat, hanya sekedar pendapat dari saudara kita sesama islam. Meski dasar pemikiran pendapat itu sama-sama Al Quran!! Meski pendapat itu kelak bisa menyelamatkan anak-anak kita dari atheisme! Fantastis! Sampai kapan kita mengambil sikap seperti itu? Wa-llahu-a'lam Tapi, apakah kita harus terus bersikap seperti itu sampai akhir jaman? Di Rumah Qurani, kami semua berbeda! Jangan heran bila ada bu Ocha yang Muhammadiyah berat, Kak Adhi dan Kak Nimal yang NU berat, Pak Fadh yang Wahabi, Kak Mita yang liqo PKS, Pak Aris yang Jafari banget, Kak Ali yang ke-hanafi-hanafian,Teh Enci yang percikan Iman banget, Kak Irma yang PERSIS berat. Dan masih banyak yagn ajaib-ajaib lagi, kita BISA bersatu!! Mari kita tutup artikel ini dengan komentar bu Ocha... "Yaah, saya sih berpendapat kalau surga Allah itu luas kok, jadi nggak cuma cukup buat kami yang muhammadiyah saja.. buat kak adi dan kak nimal juga ada tempat kok" (ujarnya sambil tertawa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun