[caption id="attachment_319681" align="aligncenter" width="443" caption="(http://fwcbirdseyeview.com)"][/caption]
"I saw water, death by water. Then I saw new life"
UNSUR fiksi merupakan 'pemanis' dalam sinema yang 'terinspirasi kisah nyata'. Unsur fiksi dibutuhkan untuk membuat film menjadi lebih hidup, lebih dramatis dan menegangkan. Namun seberapa jauh unsur fiksi bisa ditolerir pada film yang bernuansa religi?
Pertanyaan ini yang menggelayut ketika saya akhirnya berhasil menonton film Noah. Karena versi resmi dilarang, saya menonton versi 10 ribu yang bajakan, hehehe. Dan kesimpulan setelah menyaksikan filmnya adalah, Noah tak hanya berkisah tentang banjir besar di masa lalu. Noah adalah film yang juga banjir unsur fiksi.
Unsur fiksi itu diketahui setelah memeriksa dokumen resmi dalam Kitab Suci yang menjadi dasar pembuatan film ini. Dan ada beberapa catatan yang menarik seputar apa yang saya dapatkan. (Dalam perbandingan saya menggunakan kitab Kejadian (Genesis) dalam Alkitab Perjanjian Lama yang menjadi rujukan film ini)
Keluarga Noah
a. Istri, Naamah
Dalam film, istri Noah bernama Naamah (diperankan artis Jennifer Connelly). Pada versi kitab Kejadian, nama istri Noah (atau Nuh) tidak disebut-sebut. Nama Naamah (Naama) memang disebutkan dalam Kitab Kejadian sebagai adik dari Tubal-Kain. Namun tidak jelas apakah nama Naamah yang disebut dalam Alkitab itu sama dengan Naamah dalam film.
b. Anak, Sem, Ham dan Yafet
Dalam film, Noah digambarkan memiliki tiga orang putra, yakni Sem, Ham dan Japhet. Itu sesuai dengan keterangan dalam Alkitab. Bedanya, putra-putra Noah dalam film digambarkan masih berusia muda. Dalam Alkitab, Sem, Ham dan Yafet diceritakan sudah memiliki istri.
c. Anak angkat, Ila