Kami akan selalu mengenang Bapak dengan penuh cinta…
SEBAB kami tahu, Bapak juga selalu mencintai kami sepanjang hidupnya.
Ada banyak kenangan tentang Bapak – yang telah berpulang menemui Sang Maha Pengasih. Kenangan itu muncul setiap saat. Dalam banyak kesempatan. Dalam banyak langkah.
Termasuk saat perjalanan mudik pada lebaran yang lalu.
Seperti biasa, kami – aku, suami dan anak- anak – mudik pada saat lebaran. Kami tidak tinggal sekota dengan orang tua kami. Dan orang tuaku, serta orang tua suamiku, juga tak tinggal sekota. Karenanya kami tiap tahun mengatur jadwal untuk mudik.
Dulu, begitu juga dengan ayah dan ibuku. Sebab kota asal kedua orang tuaku berbeda, maka ada ritual mudik saat lebaran tiba.
Dan kenangan tentang perjalanan di masa kecil itu terus membanjir saat kami mudik kemarin, di lebaran pertama tanpa Bapak.
Ada sangat banyak kenangan melayang. Tempat- tempat yang kami lalui. Gunung- gunung. Laut. Pohon- pohon asam di pinggir jalan. Kebun- kebun tebu yang terlintasi. Roda pedati yang berputar. Termasuk, suatu saat ketika air jahe dari wedang ronde mengalir hangat ke kerongkongan, aku juga teringat pada Bapak.
Wedang ronde adalah salah satu minuman kesukaannya.
***
Bapak menggoreskan banyak kenangan perjalanan dalam hidup kami.