Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obat Tradisional untuk Ambeien

1 Maret 2012   13:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:41 4251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panas terik sangat menyengat… DEE mengelap keningnya yang berkeringat. Hari ini luar biasa panas. Rasanya bergerak sebentar saja, keringat sudah bercucuran. Duh, betapa senangnya jika bisa makan sesuatu yang segar. Dan oh, Dee membayangkan rujak petis yang segar. Sayur- sayuran serta potongan buah yang disiram dengan bumbu petis tentu nikmat sekali rasanya... Di dekat rumah mereka, ada warung yang menjual rujak petis itu. Dee memutuskan untuk pergi ke sana membeli rujak tersebut. Anak- anak sedang tidur siang. Kuti ke kantor. Dee sendiri sedang mengambil cuti hari ini dan karenanya ada di rumah. Dee menitipkan anak- anak pada ibu- ibu yang membantu mereka di rumah, dikatakannya dia akan pergi ke warung membeli rujak. Ibu itu tentu saja menawarkan agar dia saja yang pergi, tapi Dee berkata tak apa, biar dia saja yang pergi. Buah- buahan yang tersedia di warung itu berganti- ganti tergantung apa yang sedang musim, dan karenanya akan lebih mudah jika Dee sendiri yang pergi kesana sehingga dapat langsung menjawab jika ditanya buah apa yang dia inginkan untuk rujaknya. Dee menanti beberapa lama di warung itu, menanti giliran. Sang pemilik warung, Yu Nah, menyapa Dee. Menanyakan apa kabarnya, dan menanyakan sudah bisa apa si kembar sekarang. Dee menjawabnya. Sambil meracik bumbu, Yu Nah terus mengobrol dengan Dee.

“ Bumbunya mau pakai pisang klutuk, kan? “ tanya Yu Nah pada Dee. Dee mengangguk. Ya. Pakai saja. “ Obat ambeien ini, “ celetuk Yu Nah sambil meraih pisang klutuk dan mengiris- ngirisnya. Dee yang selalu tertarik pada obat- obatan tradisional segera menyambut celetukan itu. Ah, jadi ternyata, pisang klutuk bisa dipakai untuk obat ambeien, atau yang biasa disebut juga dengan wasir, rupanya. " Gitu tho, Yu? Baru tahu aku... " kata Dee. Yu Nah mengangguk. “ Iya, “ jawabnya, “ Biasanya dicampur dengan adas pulasari, atau daun jambu klutuk, tapi nggak dicampur juga bisa, “ jawab Yu Nah. “ Caranya gimana, Yu? “ tanya Dee. “ Kalau pakai adas pulasari, adas-nya kira- kira dua sendok, pulasari-nya dua buku jari, “ kata Yu Nah sambil menunjukkan jemari-nya. Dee memperhatikan, hmmm.. kira- kira sekitar 4 cm panjang yang ditunjukkan Yu Nah barusan. “ Lalu gimana? “ tanya Dee. “ Pulasarinya dimemarkan dulu, “ kata Yu Nah, “ Lalu bersama dengan adas direbus dengan air segelas. Sisakan setengah gelas. Dikasih gula aren secukupnya. Pisang klutuknya satu buah, diparut dengan kulitnya, lalu diperas untuk diambil airnya. Air pisang klutuk ini dicampurkan ke rebusan adas pulasari itu, diminum sekali sehari. “ Ooooo, begitu. Dee mengangguk- angguk.

1330608954597296883
1330608954597296883
“ Terus yang dicampur daun jambu batu tadi gimana, Yu? “ tanya Dee. “ Oh yang itu mudah, “ sambil mengiris buah- buahan Yu Nah menjawab pertanyaan Dee, “ Pisang sebuah diparut, daun jambunya, beberapa lembar, dihaluskan. Lalu campuran pisang dan daun jambu itu diambil airnya, diminum. “ Yu Nah meraih mangga muda dan mengupasnya, memasukkan ke dalam wadah dimana bahan rujak yang dipesan Dee diracik. Lalu dia mengambil nanas dan memotong- motongnya. Sementara itu Dee terus mengajaknya mengobrol. “ Tadi kata Yu Nah, hanya pisangnya saja tanpa tambahan apa- apa juga bisa ya, untuk obat ambeien? “ komentar Dee. Yu Nah mengangguk. “ Iya, bisa. Caranya sama, pisangnya diparut, diambil airnya lalu beri gula aren jika suka, dan airnya diminum. “ Hmmm. Dee senang sekali, tak sia- sia dia datang ke warung Yu Nah siang itu. Selain dia akan bisa menikmati rujak yang nikmat, dia memperoleh pengetahuan baru. Yu Nah membungkus rujak yang dipesan Dee. Dan bahkan sambil membungkuspun, Yu Nah masih juga memberikan satu kiat lain pada Dee. “ Selain pisang klutuk, bawang putih juga bisa dipakai untuk obat ambeien, “ kata Yu Nah. Wah. Dee makin tertarik. Dia membayar rujak yang dipesannya sambil bertanya, “ Diapakan bawang putih itu, Yu? “ “ Sama, “ kata Yu Nah, “ Ditumbuk, dihaluskan, diambil airnya. Cuma yang ini bukan diminum tapi dioleskan di sekitar ambeien itu… “ Dee mengangguk tanda mengerti. Yu Nah mengulurkan rujak yang sudah terbungkus serta uang kembalian pada Dee seraya mengucapkan terima kasih. Dee membalasnya dengan, “ Aku yang terimakasih Yu, jadi dapat ilmu baru… “ Yu Nah tertawa. Dee berpamitan dan berjalan pulang sambil mengingat- ingat beragam resep yang diberitahukan Yu Nah padanya tadi agar dia dapat mencatatnya di kumpulan catatan obat tradisional di rumah nanti. Siapa tahu kapan- kapan ada yang membutuhkan resep itu…

** gambar diambil dari: selbyfood.blogspot.com & wikipedia **

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun