Panas terik sangat menyengat… DEE mengelap keningnya yang berkeringat. Hari ini luar biasa panas. Rasanya bergerak sebentar saja, keringat sudah bercucuran. Duh, betapa senangnya jika bisa makan sesuatu yang segar. Dan oh, Dee membayangkan rujak petis yang segar. Sayur- sayuran serta potongan buah yang disiram dengan bumbu petis tentu nikmat sekali rasanya... Di dekat rumah mereka, ada warung yang menjual rujak petis itu. Dee memutuskan untuk pergi ke sana membeli rujak tersebut. Anak- anak sedang tidur siang. Kuti ke kantor. Dee sendiri sedang mengambil cuti hari ini dan karenanya ada di rumah. Dee menitipkan anak- anak pada ibu- ibu yang membantu mereka di rumah, dikatakannya dia akan pergi ke warung membeli rujak. Ibu itu tentu saja menawarkan agar dia saja yang pergi, tapi Dee berkata tak apa, biar dia saja yang pergi. Buah- buahan yang tersedia di warung itu berganti- ganti tergantung apa yang sedang musim, dan karenanya akan lebih mudah jika Dee sendiri yang pergi kesana sehingga dapat langsung menjawab jika ditanya buah apa yang dia inginkan untuk rujaknya. Dee menanti beberapa lama di warung itu, menanti giliran. Sang pemilik warung, Yu Nah, menyapa Dee. Menanyakan apa kabarnya, dan menanyakan sudah bisa apa si kembar sekarang. Dee menjawabnya. Sambil meracik bumbu, Yu Nah terus mengobrol dengan Dee.
“ Bumbunya mau pakai pisang klutuk, kan? “ tanya Yu Nah pada Dee. Dee mengangguk. Ya. Pakai saja. “ Obat ambeien ini, “ celetuk Yu Nah sambil meraih pisang klutuk dan mengiris- ngirisnya. Dee yang selalu tertarik pada obat- obatan tradisional segera menyambut celetukan itu. Ah, jadi ternyata, pisang klutuk bisa dipakai untuk obat ambeien, atau yang biasa disebut juga dengan wasir, rupanya. " Gitu tho, Yu? Baru tahu aku... " kata Dee. Yu Nah mengangguk. “ Iya, “ jawabnya, “ Biasanya dicampur dengan adas pulasari, atau daun jambu klutuk, tapi nggak dicampur juga bisa, “ jawab Yu Nah. “ Caranya gimana, Yu? “ tanya Dee. “ Kalau pakai adas pulasari, adas-nya kira- kira dua sendok, pulasari-nya dua buku jari, “ kata Yu Nah sambil menunjukkan jemari-nya. Dee memperhatikan, hmmm.. kira- kira sekitar 4 cm panjang yang ditunjukkan Yu Nah barusan. “ Lalu gimana? “ tanya Dee. “ Pulasarinya dimemarkan dulu, “ kata Yu Nah, “ Lalu bersama dengan adas direbus dengan air segelas. Sisakan setengah gelas. Dikasih gula aren secukupnya. Pisang klutuknya satu buah, diparut dengan kulitnya, lalu diperas untuk diambil airnya. Air pisang klutuk ini dicampurkan ke rebusan adas pulasari itu, diminum sekali sehari. “ Ooooo, begitu. Dee mengangguk- angguk.
** gambar diambil dari: selbyfood.blogspot.com & wikipedia **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H