Keping kenangan dari malam yang mencekam itu...
KINI kusadari, situasi saat ada kerusuhan memang sama sekali bukan situasi yang mudah dihadapi.
Ketika terjebak dalam sebuah gerbong kereta di stasiun Depok Lama yang kuceritakan sebelumnya, kurasakan benar hal itu.
Gerbong dimana aku berada itu gerbong dalam sebuah rangkaian KRL 'Commuter Line' yang memang aku tunggu, rangkaian yang dapat membawaku ke stasiun yang terdekat dari rumah. Dalam situasi normal, saat rangkaian itu tiba dan penumpang selesai turun dan naik, KRL akan segera diberangkatkan kembali.
Tidak saat itu.
Ada KRL Ekonomi yang batal berangkat di jalur sebelah. Ada suara tembakan yang masih membekas di telinga. Ada banyak teriakan marah dan orang-orang yang kacau dan lalu lalang.
Lalu suara ledakan lagi, yang membuat banyak orang menjerit. Aku melihat potongan kertas berhamburan.
Hmm.. petasan?
Ada yang menyalakan petasan untuk makin memanaskan suasana saat situasi chaos setelah seorang petugas dari Brimob memicu kerusuhan dengan menembakkan pelatuk senjata ketika suasana sudah panas dan siap meledak karena perselisihan petugas dengan para penumpang KRL Ekonomi itu, rupanya?
Tembakan petugas tersebut bak aba- aba untuk memulai kerusuhan malam itu. Ledakan petasannya, bagaikan pekik peperangan balasan atas pelatuk senjata yang ditarik petugas keamanan di stasiun..
***