[caption id="attachment_266063" align="aligncenter" width="401" caption="Gambar: kompasiana.com/rumahkayu"][/caption]
Lagi, tentang KRL...
SUNGGUH, aku akan senang sekali jika apa yang dituliskan dalam sebuah artikel yang kubaca kemarin malam di Kompasiana ini benar.
Bahwa pelayanan KRL membaik. Bahwa petugasnya ramah. Dan ilustrasi yang dipasang adalah gerbong berisi sedikit penumpang dengan ruang kosong yang lega, lalu ada gambar tiket elektronik di situ.
***
[caption id="attachment_266062" align="aligncenter" width="473" caption="Gambar: www.tumblr.com"]
Sayangnya, menurutku artikel itu tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya.
Jam 6.30 pagi saat artikel ini ditulis di KRL 'Commuter Line'. Baru tiga stasiun terlewati dari stasiun asal dimana kereta diberangkatkan. Dan aku sudah mendengar nafas yang menderu sebab kekuatan fisik terpacu. Keluhan berbunyi 'aduh', dan 'Ya Allah, sakit sekali..' dari para penumpang yang terjepit.
Jangan salah, aku bukan sedang berada di gerbong khusus perempuan. Aku ada di gerbong dimana siapapun, apapun jenis kelaminnya, bisa masuk kesitu. Dan sedikit sekali perempuan di gerbong ini.
Jadi, yang mengeluh itu para lelaki yang umumnya kuat secara fisik.
Aku risih sekali sebetulnya. Kakiku sejak tadi tak bisa bergerak, terjepit oleh dua orang lelaki yang berbeda. Yang kanan oleh seorang pemuda berbaju garis- garis hitam abu- abu. Yang kiri oleh seorang Bapak berbaju putih.