Dari jendela pesawat, kulihat padang pasir yang membentang...
PENGETAHUANKU akan gurun, padang pasir, amat terbatas. Maka apa yang kutangkap di jendela itu menjadi pemandangan yang sangat menarik bagiku.
Lalu terbayang sebuah serial komik terkenal, Tintin -- seingatku yang berjudul Negeri Emas Hitam (Land of Black Gold) . Gambar dari komik yang kubaca saat remaja itu, tentang Thomson dan Thompson, dua detektif kembar lucu yang tersesat dan berputar- putar di satu tempat yang sama di gurun pasir muncul di kepalaku.
Jika seperti itu bentuk gurun, tak heran jika mereka tersesat, pikirku.
Kuamati padang kecoklatan dimana tak kulihat pepohonan satupun. Konturnya bukan rata, tapi bergunung- gunung. Tetap saja di mataku, semua terlihat sama. Kubayangkan, sebab keluasan dan sedikitnya tanda- tanda yang ada, orang akan sangat mudah kehilangan arah di gurun pasir semacam itu.
[caption id="attachment_306889" align="aligncenter" width="611" caption="Gurun di Mesopotamia (1) dok. pribadi"]
***
Kuamati peta yang tampak di layar di hadapanku. Pesawat kami ada di sekitar Mesopotamia saat itu, ketika gurun itu terlihat. [caption id="attachment_306887" align="aligncenter" width="608" caption="Gurun di Mesopotamia (2) dok. pribadi"]
Kunikmati kontur gurun di bawahku. Dan dengan sangat tertarik melihat bayangan seperti air kebiruan yang kuduga adalah sebuah oase.
Lebih kupahami kini, betapa "oase" adalah sesuatu yang sangat berarti. Dalam arti yang sebenarnya, dan dalam kata kiasan. Ketika orang berkata, dia seperti menemukan oase di tengah gurun, sejatinya dia sedang mengatakan sesuatu tentang harapan besar dalam hidupnya.
Pemandangan yang kulihat saat itu, menambahkan lagi satu pelajaran dalam hidupku...