Akhir minggu di bulan puasa.
Pradipta senang sekali. Para sepupu menginap di rumah.
Kakak Cintya, mas Pratama, abang Respati dan adik Kirana. Adik Radya juga ikut. Ditambah adiknya Nareswara dan Nareswari, rumah kayu jadi ramai sekali.
Pradipta dengan segera mengajak mereka mengeluarkan tenda. Dengan bantuan Kuti, tenda tersebut dipasang di halaman rumah.
Dee tertawa- tawa melihat anak- anak itu. Walau berpuasa, mereka tak nampak lelah dan masih juga terus berlarian di sekeliling halaman. Pratama bahkan meminta Kirana naik ke atas gerobak besi kecil yang biasa mereka pakai untuk mengangkut dedaunan kering dan mendorong Kirana kesana kemari di seputar halaman sambil tertawa- tawa.
Menjelang senja, Pratama yang memang memiliki energi yang sangat banyak mulai mencari- cari kesibukan lain. Dia bertanya pada Dee, " Tante, tante punya oregano? "
Oregano? Dee mengajaknya ke dapur dan membuka lemari bumbunya. Seingatnya dia memiliki sebotol kecil bubuk oregano. Dengan segera ditemukannya botol itu dan diberikannya pada Pratama. " Ini mas, ada untuk apa ? "
Pratama tertawa senang. " Aku masak ya tante, boleh kan ? "
Oh, tentu saja. Dengan senang hati.
Dee sudah lama tahu, Pratama mewarisi kesenangan ayahnya untuk turun ke dapur. Terbiasa melihat sang ayah masuk ke dapur untuk bersenang- senang di akhir minggu sejak dia kecil, Pratama remaja juga memiliki kegemaran yang sama.
" Aku lihat kulkas ya Tante, mau lihat ada tidak bahan- bahannya, " kata Pratama pada Dee.