Dan saat itu kami membuktikan, jika Yang Kuasa berkehendak, apapun bisa terjadi…
DINI hari itu, kutemani putriku melakukan thawaf sebagai bagian dari ibadah umrah yang sedang kami lakukan. Dia perlu melakukan satu putaran thawaf lagi sebab wudhunya sempat batal sebelumnya.
Aku sendiri telah menyelesaikan tujuh putaran thawafku ketika itu.
Kulangkahkan kaki disamping putriku. Kuperhatikan situasi.
Dan entah bagaimana, muncul begitu saja dalam pikiranku bahwa jika kami berusaha mendekati Ka’bah, mungkin bisa juga kami mencium Hajar Aswad, batu hitam yang terletak di pojok sebelah Timur Ka’bah (no. 1 dalam gambar )
Kukatakan hal tersebut pada putriku.
Dia setuju dan karenanya kami mencoba.
Terus terang aku sendiri tak tahu mengapa kuajak putriku melaukan hal tersebut. Sebab sebetulnya kusadari bahwa dengan begitu banyaknya orang yang ada di sana saat itu, tak akan mudah mendekati Ka’bah, apalagi mencium Hajar Azwad.
Tapi kami tetap mencoba.
Kami dekati Ka’bah. Dan makin mendekat ke Ka’bah, makin terasa betapa sulitnya bahkan sekedar untuk merapat mendekati dinding Ka’bah saja. Sebab orang- orang yang ada di sana ( kebanyakan lelaki, banyak juga yang berbadan besar ) juga saling berebut dan tak dapat dihindari, saling dorong untuk dapat mendekat.
Tapi kami bisa juga menembus barisan rapat itu dan kini ada di sisi dinding Ka’bah.