Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bukit Magnet

19 Januari 2012   05:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:42 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang bukit magnet... BEBERAPA tahun silam, tak lama dari saat dimana anak gunung Kelud terbentuk kami sempat berwisata ke sana. Anak Gunung Kelud muncul di akhir tahun 2007, ketika aktivitas vulkanik Gunung Kelud meningkat. Waktu itu, lava yang keluar dari kawah Gunung Kelud membentuk sebuah kubah lava dengan tinggi 250 meter dan diameter 456 meter. Dalam perjalanan kami menuju gunung Kelud yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur itulah, pada sebuah ruas jalan, kami melihat banyak orang berhenti. Beberapa memperhatikan mobil yang berada di ruas jalan itu sambil menunjuk- nunjuk. Mulanya kami tak tahu apa yang terjadi di tempat itu, tapi belakangan kami dapati informasi bahwa di potongan ruas jalan sepanjang 100 meter tersebut, konon, mobil bisa berjalan sendiri saat posisi persneling mobil dibuat netral. Uniknya, arah jalan mobil berlawanan dengan gravitasi. Artinya , mobil dapat bergerak sendiri kea rah yang menanjak, bukan bergerak kearah menurun seperti yang lazimnya terjadi. Peristiwa yang terjadi di Kelud itu teringat kembali ketika kami berjalan- jalan di seputar Madinah beberapa waktu yang lalu. Ada tempat di Madinah yang disebut Jabal Magnet. Jabal sendiri artinya bukit. Jabal paling terkenal di Madinah, tentu saja adalah Jabal Uhud ( Bukit Uhud ) yang merupakan bagian penting dalam sejarah Islam. Bukit Uhud adalah tempat terjadinya pertempuran yang antara kaum muslim dan kaum Quraisy pada tahun 625 Masehi. Dalam pertempuran itu tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah, Nabi Muhammad s.a.w. Berbeda dengan Bukit Uhud yang berada di Tanah Haram Madinah, Jabal Magnet, atau di kalangan penduduk setempat lebih dikenal dengan nama Manthaqotul Baido (tanah putih) berada di kawasan Tanah Halal. Letaknya kira- kira sekitar 20 - 30 KM dari pusat kota Madinah. [caption id="attachment_157171" align="aligncenter" width="489" caption="Jabal Magnet - Madinah Foto: kompasiana.com/rumahkayu"][/caption] Tentang tanah halal dan tanah haram, perbedaannya adalah, tanah haram adalah tempat yang hanya dapat dimasuki oleh kaum Muslimin. Di tanah halal, baik kaum Muslimin maupun yang tidak dapat berada dan tinggal disana. Beberapa hal lain yang juga tak diijinkan dilakukan di tanah haram tapi bisa dilakukan di tanah halal adalah membunuh binatang serta merusak tanaman ( memetik dedaunan, dan semacamnya ).

***

Madinah yang pada zaman Nabi Muhammad s.a.w merupakan pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam secara geografis merupakan kota yang dikelilingi gunung dan bukit bukit serta beriklim gurun. [caption id="attachment_157172" align="aligncenter" width="297" caption="Jabal Magnet - Madinah. Foto: kompasiana.com/rumahkayu"]

13269786051271555435
13269786051271555435
[/caption] Kita yang berasal dari Indonesia tentu tak asing dengan bukit dan gunung. Tapi bukit dan gunung di Indonesia umumnya hijau, sejuk dan penuh pepohonan. Tidak begitu dengan perbukitan yang menjadi daerah wisata di sekitar kota Madinah ini. Tanahnya tandus, gersang, berbatu dan sepanjang yang dapat kuamati, hanya ada semacam pohon berupa semak yang tumbuh di sana sini. [caption id="attachment_157174" align="aligncenter" width="454" caption="Jabal Magnet - Madinah. Foto: kompasiana.com/rumahkayu"]
1326978708228909285
1326978708228909285
[/caption] Tapi sungguh, betapapun gersang dan panasnya suasana di sana, aku tak mempertanyakan mengapa tempat tesebut oleh penduduk Madinah sendiri dijadikan tempat wisata. Sebab, walau tandus dan sangat panas, tempat itu indah. Keindahan yang berbeda dengan suasana pegunungan yang biasa kita dapati, tapi tetap saja indah. Penduduk Madinah di saat senggangnya sering berwisata ke tempat ini. Mereka biasa mendirikan tenda dan berkemah di sana. Di satu dua lokasi, juga terdapat tempat dimana ada permainan kanak- kanak semacam ayunan bisa didapati. Saat kami berada di sana, sebuah mobil berwarna dasar putih dengan gambar- gambar warna warni ada di sana... menjual es krim! [caption id="attachment_157175" align="aligncenter" width="396" caption="Mobil Es Krim di Jabal Magnet Madinah. Foto: kompasiana.com/rumahkayu"]
1326978772146385721
1326978772146385721
[/caption] Es krim rasa vanila dan coklat dalam cone itu sungguh nikmat terasa dalam udara panas mendekati 50 derajat Celcius itu.

***

Kembali ke cerita tentang Jabal Magnet, ada beberapa versi cerita yang kudapat. Versi pertama, seperti yang disampaikan oleh pemandu wisata kami adalah bahwa pusat magnet di area ini berada di bawah tanah dan area ini merupakan area yang dihindari oleh penerbangan pesawat. Sebuah artikel yang pernah kubaca mengatakan bahwa konon, Jabal Magnet ini merupakan pusat magnet terbesar di dunia, Memang, kusaksikan sendiri bahwa apa yang terjadi di sini jauh lebih besar dengan apa yang pernah kusaksikan di daerah Kelud. Di Kelud, kami harus dengan sangat cermat mengamati pergerakan mobil, tapi di Jabal Magnet ini, gaya tarik yang berlawanan dengan arah gravitasi itu jelas terlihat. Supir bus kami mematikan mesin dan memasang persneling bus besar itu pada suatu ruas jalan yang menurun, dan bus kami berjalan sendiri. Tidak, bukan berjalan maju ke arah yang menurun itu, tapi berjalan mundur mendaki ke atas! Dalam perjalanan pulang, di ruas jalan sepanjang kira- kira 2-3 KM itu supir bus kami mematikan mesin dan bus besar sarat penumpang itu meluncur kencang dengan kecepatanrata- rata sekitar 120 KM/jam. Versi kedua, yang juga telah banyak dituliskan dalam banyak artikel tentang bukit- bukit magnet yang ada di beberapa tempat di dunia, termasuk mengenai ruas jalan di Gunung Kelud maupun di Jabal Magnet Madinah ini mengatakan bahwa sebenarnya tak ada magnet di sana. Yang terjadi adalah ilusi optik. Tempat semacam ini merupakan sebuah lereng yang ( sebenarnya ) menurun sedikit tapi karena tata letak tanah di sekitarnya menciptakan sebuah ilusi optik seakan air mengalir ke arah yang lebih tinggi atau mobil dengan gigi netral berjalan ke arah yang menanjak. Aku ingat bahwa di Gunung Kelud kusaksikan juga ada beberapa orang yang menggulingkan botol plastik berisi air di ruas jalan dimana mobil dibiarkan berjalan sendiri untuk menguji apa yang terjadi di tempat itu. Bagiku sendiri, sungguh tak terlalu penting apakah yang sebenarnya memang ada magnet di sana atau hal tersebut merupakan sebuah ilusi optik. Apapun yang terjadi, bagiku, menyaksikan hal- hal semacam ini, tak bisa lain, kekaguman atas kebesaran Yang Maha Kuasa menjadi bertambah tebal. Jabal Magnet ini, seperti yang telah kusebutkan di atas, merupakan tempat wisata. Jadi perjalanan kami ke sana memang perjalanan wisata, bukan termasuk perjalanan ziarah. Tapi sungguh, walaupun tak termasuk dalam rangkaian perjalanan ziarah, saat kami menuju dan berada di sana, tak bisa hati ini berhenti mengagumi ciptaanNya. p.s. Foto- foto diambil di Jabal Magnet, Juli 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun