Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humor

Ini Keuntungannya Jika Tidak Bisa Memasak

2 Maret 2014   23:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13937526921652875690

Masak, adalah salah satu dari banyak hal yang tak pandai kulakukan...

SEDEMIKIAN parahnya keterampilan aku dalam hal masak memasak, sehingga ada gurauan diantara anak- anak dan suamiku bahwa "semua orang di rumah ini bisa masak, kecuali ibu." He he he. Mereka semua, entah bagaimana, memang memiliki keterampilan itu.

Tapi, adakalanya ketidak pandaian itu membawa berkah.

Ini salah satu contoh peristiwanya.

[caption id="attachment_314810" align="aligncenter" width="361" caption="Gambar: www.printfection.com"][/caption]

Anak sulungku duduk di bangku SMP saat itu. Dan hari itu adalah hari ulang tahunnya.

Keluarga kami tak punya 'rumus' tertentu untuk merayakan ulang tahun. Yang pasti, akan ada nasi kuning di rumah untuk dimakan sekeluarga. Diluar itu, tergantung kondisi saja. Saat mereka masih kecil, kadang kami bawakan bingkisan untuk kawan- kawan sekelasnya di sekolah, kadang kami mengundang kawan- kawannya ke rumah.

Adakalanya kami selain memasak nasi kuning di rumah, lalu kami sekeluarga juga makan di luar, di tempat yang istimewa. Sekedar melewatkan waktu bersama.

Dan di antara berbagai cara yang 'tak ada rumusnya' itu, ada saat- saat dimana aku ingin juga menyenangkan anakku dengan memberinya kejutan di hari ulang tahun, seperti yang kulakukan bagi anak sulungku ketika dia SMP itu.

Jadi, beberapa hari sebelum ulang tahunnya, aku pergi ke supermarket. Membeli piring dan gelas serta sendok garpu sekali pakai. Juga soft drink. Serta bahan makanan untuk dimasak.

Semua aku lakukan tanpa sepengetahuannya.

Lalu, pada Hari-H, aku mengambil cuti setengah hari di pagi hari.

Anakku berangkat sekolah seperti biasa, dan...

Ibu yang tak pandai masak ini segera beraksi.

Kubuat spaghetti bolognese dan macaroni schotel. Dua jenis masakan yang mudah sekali membuatnya. Juga waktu yang dibutuhkan untuk memasaknya relatif cepat.

Harus cepat, sebab aku berniat mengantarkannya pada jam istirahat sekolah.

Begitulah yang terjadi. Segera setelah spaghetti dan macaroni schotel itu matang, bersama dengan softdrink dan peralatan makan sekali pakai itu, kuantarkan semua itu ke sekolah anakku. Kukatakan padanya, itu untuk dia nikmati bersama- sama dengan teman- teman sekelasnya di jam istirahat itu.

Sudah, begitu saja.

Usai mengantarkan makanan dan minuman ke sekolah anakku, aku kembali ke rumah dan bersiap- siap untuk pergi ke kantor hingga petang harinya. Dan...

Diluar dugaanku, saat aku pulang kantor, anak sulungku itu dengan sangat gembira bercerita bahwa teman- temannya amat menyukai spaghetti dan macaroni schotel buatanku.

" Enak, bu, " katanya.

Lalu, " Bu, ibu tadi betulan bikin sendiri spaghetti dan macaroninya ? "

Aku tertawa- tawa. Kujawab, " Iya betul, ibu yang bikin. "

Anakku masih meragukan. Dia menanyakan pada para asisten rumah tangga kami apakah benar spaghetti dan macaroni schotel itu aku yang membuat, bukan mereka. Ha ha. Dia makin senang, saat mendapatkan konfirmasi bahwa memang akulah yang membuatkan spaghetti dan macaroni itu untuknya.

" Kan ada yang ulang tahun, " kataku tersenyum, " Jadi ibu yang masak. "

Anakku tertawa- tawa senang.

Sungguh, spaghetti dan macaroni buatanku itu sebetulnya standar saja. Kalaupun enak, mungkin semata seperti guyonan suamiku yang mengatakan masakan buatanku itu enak sebab bahan- bahannya sendiri sudah enak, jadi dimasak apa juga akan enak, he he he.

Dalam hal ini aku rasa, justru sebab aku tak bisa memasak, maka ketika kejutan yang kuberikan pada anakku adalah kiriman makanan buatanku sendiri, maka sesuatu yang standar itu menjadi istimewa baginya.  Sebab standar yang dia harapkan dari aku tentang kualitas masakanku mungkin memang tak begitu tinggi. Coba kalau aku pandai memasak, mungkin apa yang terjadi pada hari itu akan diterima biasa- biasa saja olehnya. He he.

( Ini catatan error seorang ibu yang sampai hari ini tetap saja tidak pandai memasak, hehehehe... )

p.s. written for my daughter - with love

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun