Lalu, pada Hari-H, aku mengambil cuti setengah hari di pagi hari.
Anakku berangkat sekolah seperti biasa, dan...
Ibu yang tak pandai masak ini segera beraksi.
Kubuat spaghetti bolognese dan macaroni schotel. Dua jenis masakan yang mudah sekali membuatnya. Juga waktu yang dibutuhkan untuk memasaknya relatif cepat.
Harus cepat, sebab aku berniat mengantarkannya pada jam istirahat sekolah.
Begitulah yang terjadi. Segera setelah spaghetti dan macaroni schotel itu matang, bersama dengan softdrink dan peralatan makan sekali pakai itu, kuantarkan semua itu ke sekolah anakku. Kukatakan padanya, itu untuk dia nikmati bersama- sama dengan teman- teman sekelasnya di jam istirahat itu.
Sudah, begitu saja.
Usai mengantarkan makanan dan minuman ke sekolah anakku, aku kembali ke rumah dan bersiap- siap untuk pergi ke kantor hingga petang harinya. Dan...
Diluar dugaanku, saat aku pulang kantor, anak sulungku itu dengan sangat gembira bercerita bahwa teman- temannya amat menyukai spaghetti dan macaroni schotel buatanku.
" Enak, bu, " katanya.
Lalu, " Bu, ibu tadi betulan bikin sendiri spaghetti dan macaroninya ? "