Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pahlawan (yang Memang Tak Menghendaki) Tanda Jasa

17 Agustus 2014   15:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:20 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408237849485905000

Tentang Bapak mertuaku sendiri, kudengar cerita bagaimana dulu beliau saat masih berdinas aktif bahkan sering meminta anak kecil yang ditemuinya di sekitar pasar atau toko di kota tempatnya tinggal untuk membantunya membelikan sesuatu di toko atau di pasar. Bapak memberikan uang pada anak kecil tersebut untuk membelikan ini dan itu di toko sementara Bapak sendiri menanti agak jauh dari toko tersebut.

Hal tersebut dilakukannya sebab Bapak tahu, jika beliau sendiri yang masuk ke dalam toko atau ke pasar, maka barang- barang yang ingin dibelinya akan diberikan secara gratis  oleh sang pemilik toko yang mengenalinya dalam baju seragamnya. Dan bukan hal ini yang dikehendakinya. Beliau ingin membeli, bukan meminta. Maka, beliau memilih untuk menjadi agak repot dengan selalu meminta orang lain yang berada di sekitar toko untuk mewakilinya membeli sesuatu di toko atau pasar, agar tak ada barang cuma- cuma yang harus diterimanya.

Dan begitulah. Kejujuran dan kesederhanaan itu berlanjut hingga akhir hidupnya.

Saat Bapak sakit menjelang berpulang, pesan yang diberikannya pada keluarga adalah: makamkan Bapak di makam terdekat dari rumah, bukan di Taman Makam Pahlawan, walaupun Bapak sebetulnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Juga Bapak meminta agar dipastikan supaya tidak ada tanda apapun yang dipasang di makam Bapak. Ada kebiasaan untuk memasang tanda berbentuk bambu runcing di makam para pejuang kemerdekaan, yang tak dikehendaki Bapak dilakukan di makamnya.

Pesan itu dituruti oleh pihak keluarga. Termasuk juga satu pesan yang dikatakan Bapak: jika saat beliau berpulang keluarga perlu memasang tenda untuk pelayat di jalan di depan rumah, pastikan bahwa jalan di depan rumah tidak ditutup. Pastikan bahwa tenda hanya memakan sebagian badan jalan saja sehingga orang lain yang perlu melintas tetap bisa melintas di jalan itu dan tak terganggu karena ada upacara pemakaman Bapak.

Bahkan saat sakit keras menjelang meninggalpun, Bapak mertuaku masih memikirikan kepentingan orang lain. Jauh dari memikirkan penghormatan yang akan diberikan oleh orang lain saat beliau berpulang.

Apa yang dipesankan Almarhum Bapak mertuaku, apa yang dilakukannya, membekas dalam di hatiku. Bagiku, seperti itulah seharusnya pahlawan. Sengan sepenuh hati dan jiwa melakukan apa yang dilakukannya dalam hidup bagi negara, bagi lingkungan dengan tulus, tanpa mengharapkan tanda jasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun