Menteri Agama menghimbau, ke depan tak ada lagi jamaah haji yang berangkat dengan visa jenis ini. Atau jikapun memang ada, Menteri Agama meminta agar pihak Kedutaan Arab Saudi memberi kejelasan pada siapa saja visa diberikan agar calon jamaah haji terhindar dari kemungkinan tertipu pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Aku setuju tentang hal itu. Dengan catatan tambahan, yakni bukan hanya agar tak ada lagi calon jamaah haji yang tertipu, tapi juga agar terang benderang bagaimana cara para pejabat dan keluarganya bisa memperoleh visa jenis ini dan toh tetap mendapat fasilitas yang baik di Tanah Suci.
Fakta bahwa mereka bisa begitu menunjukkan bahwa caranya memang ada.
Daripada gelap-gelapan, dan mengesankan bahwa mereka bisa begitu karena mereka pejabat, lebih baik diumumkan saja secara terbuka, bagaimana caranya.
Jadi paling sedikit, kesempatan yang sama diberikan pada semua orang. Beri tahu bagaimana cara memperoleh visa, pihak mana yang harus atau bisa dihubungi untuk mendapatkannya, berapa biayanya, bagaimana cara mengurus akomodasinya.
Terpaksa kutuliskan post ini sebab setelah berhari-hari kuendapkan, rasa nyeri itu makin menggigit hati.
Mayoritas jamaah haji dari Tanah Air harus mengantri lama untuk bisa berangkat. Tak kurang kusaksikan di sini nenek-nenek dan kakek-kakek tua yang setengah pikun datang beribadah haji.
Dari apa yang kudengar, mereka belum pikun saat mendaftar beberapa tahun yang lalu. Tapi bertahun-tahun dibutuhkan untuk menanti keberangkatan dan fisik mulai tergerogoti usia. Saat berangkat, fisik sudah melemah dan pikiran mulai pikun.
Kubaca berita tentang jamaah haji non-kuota yang terdampar berbelas jam di bandara.
Tapi.. ada pejabat dan keluarganya, termasuk anak remaja berusia belia, yang melenggang masuk tanpa antrian, dan aman-aman saja. Dan ada dari pejabat itu yang sebenarnya sudah haji, dan bukan berhaji yang pertama kali. Padahal Menag mengimbau dan mau membuat aturan yang isinya, mereka yang sudah haji disarankan untuk tidak pergi lagi, guna memberi kesempatan kepada mereka yang belum.
Yang kusaksikan pasti hanya sebagian kecil. Aku yakin ada lebih banyak lagi keluarga pejabat yang datang yang luput dari pengamatanku yang terbatas.