Maka walau semua komentar sudah kubaca segera setelah komentar itu masuk, jawabannya baru bisa kuberikan belakangan sesudah aku kembali ke tanah air.
***
[caption id="attachment_348582" align="aligncenter" width="677" caption="Pemandangan di salah satu sudut Arafah. Dok: rumahkayu"]
Aku membuat tulisan ini untuk beberapa alasan. Yang pertama, seperti yang kukatakan, untuk menjawab pertanyaan bagaimana aku masih 'sempat- sempatnya' mempublikasikan tulisan saat dalam perjalanan berhaji, dan, last but not least, karena aku sungguh menghargai persabahatan yang kami jalin semenjak kami bersepakat membangun sebuah blog duet bersama bertahun- tahun yang lalu.
Menjaga persahabatan itu tidak mudah. Dan walau blog duet ini juga kami buat dengan tujuan untuk bersenang- senang, dalam perjalanannya aku juga menyadari, bersepakat membuat blog duet itu jauh lebih mudah daripada menjaganya.
Kami menyaksikan banyak blog duet yang dibangun lalu layu sebelum berkembang. Kami memahami mengapa itu terjadi, sebab kami tahu bahwa menjaga keutuhan blog duet memang tak sesederhana itu, ternyata.
Sama seperti persahabatan. Persahabatan akan diuji oleh waktu.
Kami menjalani persahabatan ini dengan cara sederhana yang mengalir saja. Kami menghargai satu sama lain, baik kesamaan pemikiran maupun beragam perbedaan yang kami miliki.
Benar, perbedaan. Dan perbedaan itu banyak sekali. Kami berbeda jenis kelamin, kami berbeda suku, berbeda lingkungan pergaulan, berbeda profesi, bahkan berbeda keyakinan.
Sejauh ini, semua persamaan dan perbedaan itu kami coba kelola untuk menjadi hal yang menguatkan, bukan meretakkan. Dan sungguh aku syukuri bahwa hal tersebut bisa terjadi dalam hitungan tahun yang terus bertambah.
Kami tak pernah banyak bicara manis atau mengawang- ngawang. Tentu saja kami juga berharap persahabatan ini akan berlangsung panjang. Tapi kami lebih banyak menjalaninya dengan sikap saja, bukan dengan kata- kata. Tak akan ada banyak gunanya kata- kata jika semua itu semu atau sikap ternyata tak tulus dan berbeda dengan yang dikatakan.