Saya tidak tertarik membahas Apa dan Siapa dibalik Ramdanysah secara politis. Kebetulan saya mengenal beliau dari dunia professional dan sekarang kami menjadi analis kebutuhan pangan rakyat, saya hanya ingin menyorotinya dari sudut pandang leadership capability terutama dari perilaku dan tindak-tanduknya sejak menjabat menjadi ketua Panwaslu DKI 2012.
Sebenarnya, tidak rumit memahami sepak terjang Ramdansyah dalam memimpin Pemilukada DKI Jakarta 2012. Beliau membawa institusi Panwaslu menjadi sebuah lembaga yang Clear and clean , berjalan dan berfungsi baik.
Dalam tindak-tanduknya, keliatannya dia berpegang pada sebuah pakem yang dalam manajemen di sebut confront the brutal fact . Menghadapi fakta yang brutal, dan tidak bisa menghindarinya dengan segala dalih. Pemecatan Ramdansyah ditengah keberhasilah beliau dan panwaslu mensukseskan pemilu jelas ini adalah penyanderaan oleh beberapa kepentingan. Dia dilengsengkan tanpa diberi kesempatan membela diri, sebuah peradilan yang aneh di tengah demokrasi.
Selama ini masyarakat dijejali dalam logika yang salah. Logika yang selama berpuluh tahun dibangun di atas sesuatu yang serba terbalik. Para pemimpinnya memutar balik fakta dan hidup serba paradoks; sederhana yang berarti bermewah-mewah, alim dan berwibawa tetapi ternyata khianat, membela rakyat tetapi ternyata memperkaya diri dan kelompok, merdeka tetapi tersandera banyak kepentingan. —akhirnya mencoba mempercayai semua pemutarbalikan itu dan bahkan berdebat mencari-cari dalil untuk membenarkannya.
Persis sebuah Kisah Petruk dalam perwayangan.
Alkisah Petruk adalah putra dari Gandarwa Raja, Petruk memiliki nama alias, yakni Dawala. tampilan fisiknya jelek, namun jangan gegabah menilai, karena Petruk adalah jalma tan kena kinira, biar jelek secara fisik tetapi ia sosok yang tidak bisa diduga-kira. Gambaran ini merupakan pralambang akan tabiat Petruk yang panjang pikirannya, artinya Petruk tidak grusah-grusuh (gegabah) dalam bertindak, ia akan menghitung secara cermat untung rugi, atau resiko akan suatu rencana dan perbuatan yang akan dilakukan. Petruk Kanthong Bolong, menggambarkan bahwa Petruk memiliki kesabaran yang sangat luas, hatinya bak samodra, hatinya longgar, plong dan perasaannya bolong tidak ada yang disembunyikan.
Selalu mendapatkan bimbingan dan tuntunan dari para leluhurnya, sehingga Lurah Petruk memiliki kewaskitaan mumpuni dan mampu menjadi abdi dalem sekaligus penasehat para kesatria.
Petruk wajahnya selalu ceria, bahkan pada saat sedang berduka pun selalu menampakkan wajah yang ramah dan murah senyum dengan penuh ketulusan. Petruk mampu menyembunyikan kesedihannya sendiri di hadapan para kesatria bendharanya. Sehingga kehadiran petruk benar-benar membangkitkan semangat dan kebahagiaan tersendiri disekitarnya
Prinsip “laku” hidup Ki Lurah Petruk adalah kebenaran, kejujuran dan kepolosan dalam menjalani kehidupan. Bersama semua anggota Punakawan, Lurah Petruk membantu para kesatria Pandhawa Lima (terutama Raden Arjuna) dalam perjuangannya menegakkan kebenaran dan keadilan.
Banyak yang mengartikan lakon Petruk sebagai sebuah simbol ketidak becusan seorang pemimpin, atau seorang yang tidak layak menjadi pemimpin dijadikan pemimpin wal hasil adalah kekacauan. Bisa juga di artikan sebagai khayalan yang berlebih, lha masak Petruk pengen jadi pemimpin ?, jongos mau jadi Raja.
Meski sebenaranya hal itu tidaklah tepat, karena pada dasarnya Petruk adalah bukan manusia biasa, Petruk merupakan cerminan dari salah satu pribadi Semar. Kesaktian Petruk melebihi kesaktian para Dewa dan Penguasa mayapada Baca Tentang Siapa Petruk. Lantas apa yang mendasari kemudian keluarnya lakon Petruk Dadi ratu ?, jawabannya adalah kekacauan dan ketidakseimbangan.
Dalam dunia pewayangan, saat gonjang-ganjing sudah sampai pada taraf yang sangat tidak wajar, para punakawan—Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong—mulai membangkang. Puncak pembangkangan terjadi ketika Petruk melabrak Kahyangan Jonggring Saloko (istana para penguasa), mengobrak-abrik dan mendekonstruksi tatanan yang selama ini dipakai para penguasa serta para elite untuk berselingkuh dan melakukan manipulasi.
Arjuna, sang sang pimpinan yang biasanya dilayani punakawan, dipaksa mematuhi titah Petruk, sang raja baru. Saat itulah Petruk melabrak semua tatanan yang sudah terlanjur menjadi “main stream” para penguasa. Petruk sebagai pemimpin Revolusi yang menjungkir balikan tatanan khayangan yang pada saat itu memang sudah sangat kacau. Petruk merevolusi semua tatanan agar kembali pada tempat yang semestinya.
Maka secara aklamasi disepakati, skenario “mengeliminir” raja biang keresahan. Persekutuan raja dan dewa dibentuk, guna melenyapkan suara sumbang yang mengganggu alunan irama yang sudah terlanjur dianggap indah.
Dan itu hanya dilakukan oleh Petruk dalam 1 malam menjadi raja, hal ini menyiratkan bahwa Petruk adalah pribadi yang sadar akan peranannya, setelah semua baik, semua berjalan normal, maka Petruk kembali kepada peranan awalnya menjadi seorang pengabdi.
Ramdansyah seperti Petruk itu- “kepolosan-nya “ ketika menjadi ketua panwaslu mengganggu irama para elit politik,
***********
Semua orang kini bertanya-tanya, bagaimana nyali Ramdansyah setelah karakternya dibunuh? Apa kegitatannya? Sanggupkan dia yang dari golongan “miskin” di negeri ini berani menantang arus mainstream kesemrawutan dan kejumudan pikiran.
Seperti halnya Petruk beliau sanggup menyembunyikan kesedihannya sendiri di hadapan para kesatria bendharanya. Sehingga kehadiran petruk benar-benar membangkitkan semangat dan kebahagiaan tersendiri disekitarnya. Ramdanysah seperti anak kecil yang sedang bermain, jatuh, menjerit, – lalu bangkit kembali, lalu besoknya main lagi tanpa “kapok”. Walaupun dia sudah dipecat dari panwaslu, beliau masih menjadi pemimpin informal disana. Ditengah jatuhnya beliau malah mencalonkan diri sebagai DPD RI,
Integritas bukan cuma soal kejujuran. Dia lebih dari itu. Di dalam Integritas ini terdapat 3 elemen penting yang wajib dibuktikan, kalau tidak, omong kosong semua retorika tentang integritas itu. Yaitu, KESELARASAN, RENDAH HATI DAN KEBERANIAN.
***********
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H