Mohon tunggu...
Muhammad Aziz
Muhammad Aziz Mohon Tunggu... -

Presiden TBM Rumah Cerdas, Kepala TK Islam Terpadu Al Jawwad di Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Indahnya Cinta Berbagi

18 Mei 2013   11:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:23 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Inilah bagaimana indahnya setiap manusia dalam relung hati yang bersih dan betapapun titik noda-noda dalam hati tersapu dengan indahnya cinta berbagi. Manusia dengan penuh cinta dan rasa empati merupakan fitrah dalam diri manusia yang digariskan oleh Alloh SWT. Karena sejatinya manusia lahir kemuka bumi ini dalam keadaan suci tanpa nota dan paling sempurna diantara makhluk ciptakaan Alloh SWT.

Indahnya jika setiap manusia dimuka bumi ini penuh dengan rasa cinta dan empati yang tinggi dalam memandang dan menyentuk setiap manusia lain, siapapun itu manusianya baik dia kaya atau miskin, anak-anaka maupun orang tua jika disentuh dengan cinta dan empati untuk berbagi maka niscaya bumi ini akan indah dan sejuk dalam berkehidupan. Memang dimana-mana sekarang terpasang slogan-slogan “Damai Itu Indah” tapi bagaimana ya? … untuk bisa mendamaikan hati dan hawa nafsu agar terwujud kedamaian dan keindahana dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Itu yang harus kita rumuskan kita perbuat untuk bertindak bukan hanya dalam tataran akademis, slogan-slogan dan seminar-seminar dari gedung-gedung mewah.

Kita tahu, jika ada kata peduli dan berbagi kelihatannya sangat idealis dan omong kosong. Karena memang kata peduli dan berbagi sudah terkena virus oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab bahwa peduli dan berbagi dalam benaknya adalah “Uang” padahal bukan itu saja, itu hanya sebagian kecil bentuk dalam berbagi. Dalam berbagi dalam hemat kami bisa berupa uang, tenaga, sumbangan pemikiran, pelayanan, dan doa. Karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu batasan-batasan dan kemampuan yang berbeda-beda. Maka tidak selayaknya kita manusia yang lemah ini hanya bergantung dengan yang kuat. Tapi mari kira saling sinergi untuk berbagi.

Berbagi tidak harus menunggu kaya. Ada yang sangat meledak-ledak jika kita mengajak untuk berbagi hanya menunggu nanti jika sudah kaya. Manusia diciptakan Alloh SWT untuk tuntuk dan taat bukan untuk mengingkari nikmatNya. Dalam Al-Qur’an Alloh SWT berfirman;

Artinya: “Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al-Baqoroh: 3)

Dalam ayat tersebut di atas diterangkan bahwa menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah dirizkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain. Ayat ini sangat luas sekali penafsirannya jika kita melihat realitas sekarang manusia banyak harta tapi sangat sulit bahkan pelit untuk berbagi. Ada manusia kaya tapi bingung bagaimana caranya bisa berbagi. Tapi ada juga sudah tidak punya harta dan tidak punya rasa empati untuk berbagi, inilah manusia yang rugi, karena tidak bisa menikmatk indahnya berbagi.

Telah kami sebutkan di atas bahwa dalam berbagi sangat beraneka macam bentuknya; bisa dengan harta benda (misalkan uang, bangunan, sarana & prasarana sekolah, buku dan sebagainya), bisa dengan tenaga (misalkan dengan kerjabakti gotong royong, relawan taman baca, relawan bencana), bisa juga dengan pemikiran dan pengetahuannya (misalkan menjadi mentor di taman baca, rumah cerdas, tempat singgah). Bagaiman kita awal untuk meluruskan niat dalam menggaapai indahnya berbagi dengan segenap cinta dan rasa menuju ridho Ilahi Rabbi.

Dari sekian bentuk bagaimana mencicipi indahnya cinta berbagi berdasarkan pengelaman kami dengan apa yang kita ada dan apa yang kita punya dan mampu untuk melakukan. Itu poin penting yang harus dimiliki seteleh ada niat yang ikhlas karena Alloh SWT.

Perjalanan setiap manusia penuh liku dan deru, dari tahun 1995 kami sudah sangat senang membaca dan cinta akan buku, sampai tulisan ini kami tulis buku-buku tersebut kami tetap rawat dengan apik dan malah terus bertambah setiap hari, setiap minggu, setiap bulan terus melaju dan semakin lengkap kolekasi buku yang punya. Tentunya karena ada pihak-pihak yang mensupport indahnya berbagi dalam bentuk buku. Pada tanggal 24 Januari 2012 kami membuka Taman Bacaan Masyarakat Rumah Cerdas sebagai tempat dan wadah untuk berbagi pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dari usia anak-anak sampai usia dewas kami layani.

Setiap hari taman baca disambangi oleh anak-anak untuk bisa membaca dengan gratis dan leluasa dengan bebasnya memilik dan memilah apa yang ingin dibacanya. Kami melihat sangat senang jika anak-anak serius membaca dan penasaran untuk datang kembali melanjutkan membaca buku yang dibacanya. Dalam hati kami semoga anak-anak ini menjadai anak yang cerdas akal dan hatinya bukan sekedar pintar akalnya.

SELAMAT HARI BUKU NASIONAL, Salam Cerdas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun