[caption caption="Ibu selalu mengemban multi tugas dalam kesehariannya (dok RBP)"]
[/caption]Beberapa hari belakangan ini para guru yang berkiprah di PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi, dibuat berdebar-debar penuh harap sambil menduga-duga. Apa yang membuat mereka begitu,ya? Hal itu berkaitan dengan tradisi perayaan Hari Kartini di Rumah Belajar Persada (RBP) yang seperti tahun-tahun sebelumnya diselenggarakan secara eksklusif untuk para guru beserta keluarga dan bertindak sebagai panitia penyelenggara adalah rekan-rekan mereka yang masih lajang atau sudah menikah namun belum mempunyai anak. Kali ini panitia melontarkan tentang kehadiran seorang bintang tamu spesial yang akan ikut memeriahkan perayaan mereka.
Bintang tamu, yang dirahasiakan jatidirinya, tersebut nampaknya merupakan sosok beragenda padat bila menyaksikan betapa sulitnya panitia mendapatkan konfirmasi kehadirannya. Berulangkali dihubungi, kepastian baru bisa diperoleh sehari sebelum acara akan digelar bahwa beliau berkenan hadir.
[caption caption="Perayaan Kartini untuk membangun kekeluargaan (dok RBP)"]
What a surprise! Respon para tamu undangan saat berjumpa bintang tamu mereka awalnya seragam : Tertegun tak percaya bahkan ada yang perlu loading beberapa menit sebelum bereaksi. Aksi lanjutannya yang amat variatif dan emosional. Tertawa setengah tak rela, memekik gemas, tersenyum pasrah, dan yang parah adalah mendelik gemas bin jengkel. Mereka sudah membayangkan bakal jumpa seseorang yang rada selebritis, kenalan lama, bahkan badut; namun ternyata sang bintang tamu itu tak lain adalah rekan sekerja yang setiap hari mereka temui, yaitu Yuni, yang notabene juga seorang guru di PKBM mereka. Bahkan meski agak keki, mereka harus patuh pada instruksi Wina untuk foto keluarga bersama bintang tamu yang akhirnya digelari Ibu Kartini itu.
[caption caption="Serunya belajar melempar bola (dok RBP)"]
Usai sesi foto bersama, mengalirlah keseruan berikutnya dari aneka lomba yang melibatkan kerjasama tim antar para ibu dan buah hati mereka. Lomba Memindahkan Air dari wadah besar ke dalam botol berisi bola pingpong yang akan mengapung saat sudah penuh dan Lomba Bowling dengan menggunakan pin-pin plastik dan bola yang terbuat dari gumpalan bundar kertas bekas direkat sekelilingnya menggunakan lakban. Pada kedua permainan itu, para ibu diminta mengarahkan anak-anak mereka untuk mengambil air lalu memindahkannya serta cara melempar bola untuk menjatuhkan pin. Hanya mengarahkan dengan memberikan instruksi yang sesuai namun bisa dimengerti oleh anak.
“Itu untuk menakar kemampuan ibu dalam berkomunikasi dengan anak-anak yang masih balita.”Papar Wina saat mengamati jalannya lomba,”Sejauh mana ibu mampu membuat anak memahami perkataannya.”
Lomba berikutnya ditujukan sebagai tantangan bagi kaum ibu dalam menangani kinerja harian mereka yang bisa dibilang merangkul banyak bidang alias multi tasking tersebut. Memasak menu berbahan dasar telur sambil … mengasuh anak-anak mereka. Begitulah kepiawaian mereka meracik-menumis sekaligus mengasuh para buah hati pun terlihat saat lomba berlangsung. Repot memang, tapi keasyikannya lebih dominan dan semua peserta sukses menyajikan menu andalan mereka di meja penyajian, tentu saja bersih-bersih arena lomba juga mereka lakukan sesuai persyaratan dewan juri.