Komunikasi buruk antara Maudy, seorang single mom, dengan Mira, putrinya yang beranjak dewasa, dalam film komedi Indonesia berjudul Me Vs Mami (2016) yang membuat mereka gagal memahami satu sama lain hingga berujung pada banyak prasangka hingga membuat ibu dan anak itu kurang akur ternyata bisa dijadikan materi workshopbagi para pendidik yang tergabung dalam Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi ; untuk mendalami kembali pendidikan karakter berdasarkan Kurikulum 2013 yang populer dengan sebutan K13 atau Kurtilas.
Pelatihan Guru memang rutin diselenggarakan secara berkala sebulan dua kali di institusi pendidikan non formal tersebut dan kali ini dilaksanakan pada Sabtu (27/5) lalu di Kampus Rumah Belajar Persada dengan tema Mengenal 18 Sikap Mulia Dalam Keseharian.
“Materi ini sebenarnya sudah pernah diberikan dalam pelatihan terdahulu, namun kali ini saya sajikan dengan cara yang berbeda,”Papar Ketua PKBM sekaligus Kepala Homeschooling Persada, Wina Yunitasari, SPd.,” Tujuan akhir workshop ini adalah merangsang ppara peserta agar mampu melihat setiap kejadian atau masalah yang terjadi dalam keseharian dari berbagai sudut pandang dengan menempatkan sikap terpuji dan sikap tidak terpuji sebagai alat untuk mengenali berbagai alternatif sudut pandang dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya; bukan sebagai penentu salah atau benar (judgement).”
Me Vs Mami dijadikan sebagai bahan studi agar lebih mudah dalam mengklasifikasikan perilaku para pemainnya saat berinteraksi satu sama lain sepanjang tayangan berlangsung kedalam kelompok sikap terpuji atau sikap tidak terpuji yang komposisi dua sifat tersebut nantinya akan dipertajam lagi menjadi 18 Sikap Mulia yang merupakan inti pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam Kurtilas. Sikap mulia meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
“Pengenalan sikap terpuji dan tidak terpuji, saya yakini bisa memberikan mindset yang lembut untuk menjadi modal dalam menentukan sikap atau pun keputusan dalam merespon permasalahan yang datang.”Tutur Wina seraya berharap bahwa dengan kemampuan mengenali sikap-sikap mulia, para guru diharapkan dapat lebih kompeten dalam menangani siswa maupun orangtua siswa yang mendatangi mereka dengan berbagai permasalahannya.
Workshop kali ini dilaksanakan dengan metode bedah film dilanjutkan dengan pemberian tugas berupa pengisian Lembar Kerja (LK) yang dilengkapi dengan poin-poin untuk mengefektifkan analisa masalah dalam setiap adegan film dengan berpatokan pada parameter 18 Sikap Mulia.
Pada LK diberikan juga kesempatan bagi para peserta untuk memberikan komentar dan solusi menurut pendapat masing-masing. Mereka diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk bereksplorasi dengan daya pikir agar dapat memberikan pendapat bagi setiap permasalahan dan menentukan solusinya.
(Ikuti agenda 'fun learning' Rumah Belajar Persada selengkapnya via http://www.rumahbelajar-persada.com/ )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H