Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merangsang Aktivasi Otak Si Kecil dengan Permainan Kelompok

13 Maret 2016   07:55 Diperbarui: 13 Maret 2016   09:06 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Merangsang aktivasi otak berimbang sejak dini (dok RBP)"][/caption]Pagi (8/3) itu Fiore, Fatimah, dan Hilman yang rata-rata berusia 4 tahunan dibimbing oleh guru mereka, Bu Novie, untuk memanjatkan doa bersama sebelum memulai kelas bermain mereka di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada di bawah asuhan Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi. Berdoa merupakan upaya edukasi untuk mengenalkan anak pada keberadaan Sang Khalik sekaligus berbagai ritual ibadah sesuai agama yang dianut.

Agenda bermain mereka kali ini adalah membuat pola huruf  menggunakan papan huruf halus-kasar dan setelah selesai mereka menempelkan kancing-kancing baju membentuk huruf sesuai pola itu,”Menggambar pola dan menempel kancing tujuannya agar anak didik bisa merasakan perbedaan halus-kasarnya tekstur sebuah benda sekaligus melatih motorik halus mereka.” Papar Suharti Nisfiah Nurbayani, ST., Koordinator dan Guru PAUD, seputar permainan kelompok yang dilakukan oleh anak-anak didiknya.

Secara umum agenda edukatif PAUD memang ditujukan untuk merangsang aktivasi otak anak agar dapat berjalan seoptimal mungkin. Sebagaimana kita ketahui; otak manusia terbagi menjadi beberapa bagian, yakni Otak Besar (cerebrum), Otak Kecil (cerebellum), Otak Depan (diensefalon), Otak Tengah (mesencephalon), dan Otak Belakang (metencephalon). Otak besar pusat syaraf utama karena fungsinya yang sangat penting berkaitan dengan inteligensi, memori, kesadaran dan pertimbangan. Sementara Otak Kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan kemampuan motorik. Jika bagian ini mengalami gangguan, maka akan menyebabkan gerakan otot tidak lagi terkoordinasi.

Otak Depan bertugas memproses rangsang sensorik dan membantu memulai atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsangan tersebut.  Beberapa contoh aktivitas yang melibatkan Otak Depan di antaranya adalah mengunyah, melihat, pergerakan mata, ekspresi wajah (tersenyum, cemberut, dan lain-lain), mendengar, bernapas, menelan, mencium (membaui), dan keseimbangan tubuh.

[caption caption="Mengenal makna tanggung jawab dan eksplorasi kreatifitas (dok RBP)"]

[/caption]Bagian Otak Tengah tersusun dari tektum y ang memiliki syaraf pengatur proses pendengaran dan proses penglihatan. Lalu Otak Belakang terdiri dari jembatan varol, sumsum lanjutan dan otak kecil yang membentuk sebuah brainstem atau batang otak. Jembatan varol adalah syaraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil serta menghubungkan otak kecil dan otak besar. Sumsum lanjutan otak kecil memiliki fungsi yang cukup signifikan, yaitu mengontrol saluran pernafasan, mengatur laju denyut jantung, pusat refleks fisiologi, tekanan udara, suhu tubuh dan lain- lain.

Metode stimulasi yang tepat sejak usia dini akan memberikan semacam panduan dasar bagi aktivasi otak menuju performa optimal yang dalam jangka panjang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif signifikan bagi pertumbuhan fisik-mental anak agar bertumbuh menjadi individu yang memiliki kemampuan mengendalikan aspek psikomotorik maupun aspek psikososialnya dan meraih sukses yang membahagiakan di kemudian hari.

Seusai menempel kancing-kancing membentuk huruf, anak-anak pun diberikan waktu istirahat yang diisi makan siang bersama,”Selama makan siang pun anak-anak dilatih mengenal kemandirian dan tanggung jawab .” Ujar Suharti seraya menunjukkan Fiore, salah seorang anak didiknya, merapikan makanan yang tumpah dan melap sendiri lantai kotor yang ketumpahan itu sampai bersih didampingi pembimbingnya.

Usai makan siang, mereka dibimbing melukis dengan menggunakan kuas, kertas HVS, dan cat air,” Tujuannya melatih motorik halus, merangsang daya kreatifitas, dan belajar pencampuran warna-warna dasar .”Kata Suharti  menutup perbincangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun