Dua kelompok cewek kece saling berhadapan dengan tekad bulat untuk merebut benteng musuhnya. Begitulah saling mengompori dengan lagak menantang,memancing lawan untuk keluar dari markas, saling kejar untuk menangkap sandera sampai nyaris jatuh bangun. Tak ada yang mau mengalah. Pekikan bernada gemas mencuat di sana-sini memancing tawa para penonton. Bukan, mereka bukan sedang syuting sinetron laga namun tengah memainkan Bentengan, sejenis permainan tradisional perang-perangan dimana dua kelompok dengan segala cara mengecoh lawan untuk menduduki benteng yang mereka jaga. Bentengnya kali ini dibuat oleh para kakak guru bergaya imut bak dinding pertahanan puri negeri dongeng dengan dudukan tiang bendera plus Sang Merah Putih di tengahnya.
Hari (30/10) itu Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening menggelar event tahunan Gebyar Permainan Tradisional di kampus Rumah Belajar Persada (RBP), Jl Taman Persada Raya, Jatibening-Bekasi. Selain Bentengan, para homeschoolers pun dapat mengikuti permainan Catur Jawa, Petak Sarung, Lomba Kelereng, Lompat Tali, Lempar Tali, Galasin, dan Bola Gebok. Setiap jenis permainan memiliki penanggung jawab masing-masing yang berjaga di lapaknya dan seluk-beluk permainan berikut sejarah serta tatacaranya tertulis apik-menarik pada karton-karton yang menempel di dinding. Kakak guru yang menjadi penanggungjawab akan bertindak selaku pemandu bagi anak-anak didik mereka yang bermain di lapaknya.
Biarpun namanya Catur Jawa, dolanan ini tak serumit bermain catur bahkan lebih mirip permainan Ular Tangga yang lebih disederhanakan dimana pemenangnya adalah pemain yang paling dulu meletakkan keping bidaknya di zona target. Lalu Petak Sarung mirip dengan Petak Umpet , hanya saja Sang Kucing harus menebak nama teman-temannya yang bersembunyi dalam sarung. Dia berpacu dengan waktu, harus bisa menyebutkan semua nama dengan tepat sebelum ada salah seorang dari temannya itu berhasil merayap mencapai garis finish. Sementara Lomba Kelereng dilakukan para pemainnya dengan cara menyentil bola-bola kaca itu ke area sasaran, namun ada juga acara melempar kelereng melewati garis pembatas di lantai. Pokoknya seru-seruan deh judulnya....
Seutas tali karet panjang dipegangi kedua ujungnya lalu diputar searah dan kita harus melompat-lompat agar tali tak menyentuh kaki apalagi sampai terjatuh... Lompat Tali memang jenis permainan yang sangat enerjik. Kalau Lempar Tali lebih santai namun tak kalah mengasyikkan. Gelang-gelang tali harus dilempar tepat melingkari pancang kayu yang diletakkan beberapa di depan si pelempar, makin banyak gelang yang menyangkut berarti makin tinggi poin yang dikumpulkan.
Galasin dan Bola Gebok merupakan permainan kelompok. Satu kelompok bertugas menjadi palang pintu berbaris untuk menghalangi dengan segala cara agar kelompok lawan tidak bisa menyeruduk masuk ke daerah yang mereka jaga. Lain lagi dengan permainan tim Bola Gebok yang dimainkan oleh dua kelompok beranggotakan masing-masing empat orang. Cara bermainnya mirip baseball hanya saja sebagai ganti memukul bola, pemain melempar bola untuk menjatuhkan kaleng dan seterusnya berlari menggantikan temannya yang berdiri di base. Temannya juga berlari ke base berikut. Tim yang berhasil melakukan perpindahan sampai satu putaran mendapat nilai 1 poin. Itu tak mudah karena tim lawan akan berusaha melemparkan bola ke tubuh mereka yang berlari sebelum mencapai base. Tim yang duluan mengumpulkan 5 poin adalah pemenangnya. Bola Gebok berlangsung meriah penuh teriakan dan tawa disamping suara-suara kaki terpeleset atau tubuh yang terjatuh ....
Begitulah polah-celoteh para homeschoolers jenjang SD-SMA pun menghiruk-pikuk dalam antusiasme mengikuti permainan-permainan yang sudah semakin jarang ditemui di era digital game seperti sekarang. Permainan yang menggerakkan segenap otot tubuh plus denyut otak mereka hingga bukan hanya aspek visual plus jari jemari yang bekerja dan itu tentu saja jauh lebih menyehatkan. Tradisi memang tak selalu harus dipelajari dengan cara membosankan yang membuat dahi berkerut-kerut ....
Bahkan tradisi pun bisa dicicipi dengan penuh selera seusai bermain, kupon-kupon konsumsi dapat ditukar dengan kue bika ambon khas Medan yang legit beraroma rempah, rujak Aceh yang terbuat dari serutan aneka buah begitu menyegarkan, soto Padang dan sate Padang yang gurih begitu sempurna membuat perut kenyang. Pukul 13.00 Wib, saatnya semua berkumpul di aula untuk mengikuti pengumuman para pemenang lomba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H