[caption caption="Menghimpun stamina untuk mengajar optimal (dok RBP)"][/caption]
Pagi itu (10/12) sekitar setengah jam sebelum mengajar, para guru PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi; sudah berkumpul duduk lesehan di ruangan mereka dan secara bergantian memaparkan makna kata ‘kasih sayang’ lengkap dengan referensi yang digunakan untuk mendukung paparan masing-masing. Kata yang sama pun diusung sebagai tema game Komuni Kata hari itu dan kali ini Bu Novie yang didaulat sebagai pemimpin acara menjelaskan aturan mainnya. Setelah itu mereka pun dibagi dalam dua kelompok dan setiap orang dibagi selembar kertas dan spidol. Ketua Kelompok masing-masing akan mendapat bisikan kalimat yang mencerminkan ‘kasih sayang’ dan dia harus menterjemahkannya dalam bentuk gambar.
Setelah itu dia akan memperlihatkan gambar tersebut pada anggota kelompok yang duduk di sampingnya yang akan membuat kalimat berdasarkan gambar lalu membuat gambar sesuai tema di halaman belakang kertas yang sama lantas memberikan kertas itu pada teman sekelompok di sisinya. Prosedur terus berulang sampai anggota terakhir lalu masing-masing secara bergantian akan memperlihatkan gambar buatannya lengkap dengan persepsinya.
Gelak tawa pecah berulangkali menyambut kelucuan yang muncul saat teman-teman mereka mengomentari gambar maupun penafsirannya. Setelah semua guru mendapat giliran, tibalah saatnya Bu Novie menutup permainan dengan kesimpulan dari presentasi teman-temannya dan menyodorkan hikmah positif dari pencapaian olah kata pagi ini. Lalu mereka memanjatkan doa bersama untuk kesuksesan dan keberkahan kinerja mereka selalu pendidik hari itu. Selanjutnya ruangan segera dibenahi dan para guru bersiap membimbing anak-anak didik mereka yang telah bergerombol menanti di lobi Kampus Rumah Belajar Persada (RBP). Semua diarahkan masuk ke kelas masing-masing. Saatnya untuk belajar.
[caption caption="Keceriaan yang memperkaya jiwa (dok RBP)"]
“Tujuannya mengawali hari dengan sebuah suasana yang diharapkan membawa pengaruh positif mengingat bahwa setiap orang yang datang ke tempat ini pastinya membawa suasana hati yang berbeda (dari rumah masing-masing).”Papar Kepala PKBM, Wina Yunitasari, SPd., yang juga merupakan penggagas tradisi, yang dinamakan ‘Energi Positif’, itu di lingkungan RBP sejak awal dia bergabung dalam institusi pendidikan tersebut pada tahun ajaran 2011/2012,”Melakukan aktifitas edukasi secara profesional menuntut setiap guru untuk bisa menata segala macam hal dalam pikiran mereka agar tak mempengaruhi performa saat bertugas dan itu bukan hal yang gampang.”
Selanjutnya Wina melalui wawancara via Whatsapp (8/12) menjelaskan bahwa profesi dalam dunia pendidikan bersentuhan langsung dengan makhluk hidup, yaitu para anak didik dari berbagai level usia maupun latar belakang, yang pastinya membawa ‘bekal’ pikiran maupun perasaan yang beraneka ragam pula saat datang ke kampus setiap harinya. Oleh karena itu selain mengantarkan pengetahuan dan memberikan keteladanan, seorang guru dituntut pula untuk mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Hal tersebut di atas menjadi alasan utama kenapa mood para guru harus dibenahi dulu setiap akan mengajar agar mereka bisa fokus dan nyaman dalam membimbing anak-anak didik serta mampu bersinergi dengan rekan sekerja untuk saling berbagi pendapat maupun referensi yang diharapkan ujungnya bermuara pada,”Terciptanya kondisi saling mengingatkan dalam kebenaran, kebaikan, dan kesabaran sesuai dengan kandungan QS Al-Ashr.”Ungkap Wina.