[caption caption="Serunya menjadi palang pintu ... (dok RBP)"][/caption]Sesekali bermain tanpa gadgets ternyata bisa mengasyikkan juga dan, mungkin, malah lebih sehat. Antusiasme para homeschooler jenjang SD-SMA Homeschooling Kak Seto (HSKS) mengikuti agenda rutin tahunan Permainan Tradisional yang diselenggarakan oleh pembimbing mereka dari Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’ Jatibening terlihat begitu meletup-letup sepanjang pagi sampai siang Rabu (10/2) lalu. Ada empat macam dolanan alias permainan anak tradisional yang digelar tahun ini di lantai dua dan tiga Kampus Rumah Belajar Persada (RBP), Jatibening Baru, Bekasi; yaitu Permainan Gasing, Permainan Cutrik, Permainan Bentengan, dan Permainan Galasin.
Gasing dan Cutrik merupakan permainan yang sifatnya individual, sedangkan Bentengan dan Galasin harus dimainkan secara berkelompok. Gasing adalah sebuah mainan yang terbuat dari silinder bambu pendek berukuran segenggaman tangan dengan tusuk poros di tengahnya untuk mengikatkan tali sedemikian rupa yang setelah sampai nyaris ke ujung lalu ditarik-lepas dengan gerakan cepat hingga gasing pun berputar-putar memusing di lantai. Dua orang beradu ketangkasan dan pemenangnya adalah pemilik gasing yang mampu membuat silinder berporosnya berputar paling lama. Keseruan terletak pada metode mengikat tali dan cara melemparnya ke arena. Pokoknya dijamin seru tak kalah dari versi modern-nya yang disebut beyblade.
[caption caption="Putaran silinder bambu yang mengundang ceria ... (dok RBP)"]
Jadi ‘palang pintu berlapis’ hidup yang tugasnya mencegah jangan sampai ada anggota dari kelompok lawan menerobos masuk sampai ke ujung zona yang dilindungi kelompok penjaga adalah menu dasar permainan Galasin. Pekik tegang dan tawa lepas terdengar saat para penjaga berkutat menyentuh para penerobos dalam alur langkah menyamping atau lurus di arena permainan. Berlari, jalan miring, menggelosor di lantai … semua dilakukan agar kelompok mereka memenangkan permainan. Begitu ada pemain yang mampu menerobos penjaga terakhir, permainan dinyatakan usai, dan posisi kelompok penjaga – kelompok penerobos kini ditukar untuk menentukan pemenang. Kelompok yang memimpin skor kemenangan adalah sang juara.
[caption caption="Batangan lidi ternyata bisa bikin asyik juga (dok RBP)"]
Keempat permainan tradisional itu memberlakukan sistem kompetisi berjenjang dari babak penyisihan sampai ke babak final untuk menentukan juaranya. Ada kategori pemenang untuk SD, SMP, dan SMA untuk setiap jenis permainan.
[caption caption="Semangat menyerbu benteng lawan (dok RBP)"]
“Ketiga makanan itu adalah jenis jajanan yang populer di kalangan anak-anak sekolah.” Papar Ketua PKBM ‘Tamansari Persada’, Wina Yunitasari, SPd.,”Namun yang beredar di jalanan dikuatirkan mengandung bahan-bahan berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan mereka, maka para guru memutuskan untuk membuat sendiri semua jajanan itu hingga kesegaran bahan maupun kebersihannya terjamin.”
[caption caption="Totalitas edukasi untuk anak didik dan diri sendiri (dok RBP)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H